Namun, karena masih ada Megawati, maka faksi-faksi itu dinilainya tak muncul ke permukaan.
"Petanya, jika Megawati masih Ketum PDI-P, faksi-faksi itu bergerak diam-diam saja. Karena Megawati masih jadi pemersatu di partai," kata Ujang.
Kecuali, lanjut dia, apabila Megawati sudah turun dari tahtanya sebagai ketum partai, maka akan banyak faksi yang bermunculan.
Namun, ia menilai, karena saat ini jabatan tertinggi dalam partai masih dipegang Megawati, maka faksi itu tidak akan bermunculan.
Baca juga: Pengamat Nilai Ada Persaingan Ganjar dan Puan di PDI-P Terkait Pilpres 2024
"Jadi untuk saat ini PDI-P ya Megawati, Megawati ya PDI-P," pungkasnya.
Diberitakan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak diundang ke acara PDI-P di Semarang, Sabtu. Padahal, acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.
Ganjar pun membenarkan bahwa dirinya tidak hadir dalam acara tersebut. Ia beralasan dan mengaku tidak diundang.
"Saya tidak diundang," kata Ganjar, Minggu (23/5/2021).
Sementara itu, Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto menerangkan, Ganjar tidak diundang karena terkait pencapresan di 2024.
Bambang mengungkapkan, Ganjar tidak diundang karena dinilai berseberangan terkait langkah pencapresan 2024.
Ia berpendapat, Ganjar terlalu berambisi untuk maju sebagai capres pada Pilpres 2024.
Selain itu, Megawati juga belum menyampaikan instruksi terkait pencapresan itu.
Baca juga: Pengamat: Ini Realitas Politik yang Harus Dihadapi Ganjar Pranowo
Oleh karenanya, Bambang menilai, Ganjar keterlaluan dan secara implisit meminta gubernur Jateng itu jangan merasa sok pintar.
"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar," tandas Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.