Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Ada Kader PDI-P Tak "Happy" Elektabilitas Ganjar Tinggi

Kompas.com - 24/05/2021, 12:02 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno berpandangan, tidak diundangnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke acara PDI-Perjuangan (PDI-P) di Semarang, Jawa Tengah terjadi akibat ada kader yang tidak suka dengan elektabilitas Ganjar terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Menurut Adi, orang tersebut mulai tidak nyaman karena dalam berbagai survei Ganjar kerap masuk dalam katagori calon presiden 2024.

“Yang tidak tampak di panggung depan, tapi tampak di panggung belakang, yaitu bahwa ada orang dan pihak tertentu yang mulai enggak happy, mulai enggak nyaman dengan elektabilitas Ganjar yang terus menjulang,” kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/5/2021).

Baca juga: Survei Puspoll Indonesia: Elektabilitas Prabowo Tertinggi, Disusul Anies dan Ganjar

“Tidak nyaman karena terus-terusan Ganjar disebut sebagai capres yang paling layak diusung PDI-P untuk maju di Pilpres 2024,” lanjutnya.

Adi menyebut, kemungkinan kader tersebut merupakan tokoh yang penting dalam struktur PDI-P serta memiliki akses kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Namun, menurutnya, orang tersebut tidak memiliki elektabilitas tinggi untuk maju Pilpres 2024.

“Sementara pihak ini adalah orang yang kemungkinan merasa punya akses langsung kepada Ketua Umum, punya karpet merah, dan golden ticket gitu ya, golden ticket untuk bisa direkomendasikan sebagai capres di 2024. Tapi elektabilitasnya enggak seberapa,” kata dia.

Selain itu, Adi juga mengatakan, secara eksplisit, tidak diundangnya Ganjar merupakan cara mempermalukan mantan anggota Komisi II DPR itu karena dinilai memiliki ambisi besar maju Pilpres 2024.

Padahal, Adi menilai, PDI-P masih belum membuat keputusan apapun terkait calon presiden.

“Jelas itu mempermalukan Ganjar. Ditelanjangi karena dia disebutkan punya ambisi, hasrat keinginan untuk maju di 2024 karena PDI-P memutuskan apapun,” ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, Ganjar tak diundang di acara penguatan soliditas kader di Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Jawa Tengah, Semarang, Sabtu (22/5/2021).

Padahal, acara itu turut dihadiri Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Puan Maharani.

Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto menyatakan meski Ganjar adalah kader, ia tidak diundang dalam acara itu.

Baca juga: Berkat Ganjar Pranowo, Dusun Girpasang Kini Diserbu Wisatawan

Pasalnya, Ganjar dianggap berseberangan dengan PDI-P soal pencapresan di pemilihan umum 2024. Secara blak-blakan, Bambang bahkan menilai Ganjar terlalu berambisi untuk maju menjadi capres.

"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, aja keminter (Kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar)," ujar Bambang selepas pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di Pantai Marhaen, Semarang, Sabtu malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com