Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ketujuh Larangan Mudik, 462.560 Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek

Kompas.com - 12/05/2021, 15:53 WIB
Singgih Wiryono,
Dony Aprian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 462.560 kendaraan meninggalkan wilayah Jabodetabek sejak diberlakukan larangan mudik para Kamis (6/5/2021) lalu.

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menjelaskan, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek terbagi menjadi tiga arah yaitu timur, barat dan selatan.

"Untuk distribusi lalu lintas di ketiga arah adalah sebesar 35,4 persen menuju arah timur, 35,8 persen menuju arah barat dan 28,8 persen menuju arah selatan," kata Dwimawan kepada wartawan, Selasa (12/4/2021).

Baca juga: Selama Larangan Mudik, Sekitar 400 Calon Penumpang Kereta Api Ditolak

Untuk kendaraaan ke luar Jabodetabek dari arah timur tercatat melalui Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan jumlah 89.416 kendaraan.

Kedua yaitu GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang dengan jumlah 74.474 kendaraan.

"Lalin meninggalkan Jabodetabek menuju arah barat melalui Gerbang Tol Cikupa Jalan Tol Tangerang-Merak adalah sebesar 165.607," kata Dwimawan.

Terakhir ke arah selatan melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi sebanyak 133.063 kendaraan.

Baca juga: H-1 Larangan Mudik, 15.500 Warga Tinggalkan Jakarta Naik Kereta Api

Dwimawan meminta agar seluruh pelaku perjalanan dalam negeri tidak dalam rangka mudik dan termasuk yang dikecualikan dalam masa larangan mudik bisa mempersiapkan kendaraan mereka dengan baik.

Pelaku perjalanan diminta untuk melengkapi dokumen perjalanan antara lain surat izin keluar masuk (SIKM), hasil negatif tes RT-PCR maksimal 3x24 jam, hasil negatif rapid test antigen dan Genose C19 sebelum keberangkatan.

"Selain itu, Jasa Marga mengimbau agar dapat mengantisipasi perjalanan sebelum memasuki jalan tol. Pastikan kendaraan maupun pengendara dalam keadaan prima, mematuhi protokol kesehatan saat berada di tempat istirahat," ucap Dwimawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com