Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Protokol Kesehatan untuk Industri Harus Ketat, Jangan Ditawar-tawar

Kompas.com - 04/05/2021, 11:38 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, kebangkitan industri harus terus didorong untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Namun, dia mengingatkan agar operasional industri dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Kita harus juga mendorong agar industri mulai bangkit, para pekerja mulai bekerja, domestic supply side harus ditingkatkan," ujar Jokowi ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2021 di Istana Negara, Selasa (4/5/2021).

"Tetapi semua dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Ketat. Jangan ditawar-tawar menganai hal ini," ucap dia.

Baca juga: Satgas: Kasus Covid-19 di Indonesia Mendatar, tetapi Tetap Waspada

Jokowi mengatakan, reformasi struktural secara besar-besaran dalam bidang industri sudah dimulai dengan penetapan UU Cipta kerja.

Oleh karena itu, semua kementerian, lembaga dan pemerintah daerah harus bersinergi dalam melaksanakan dan memanfaatkan reformasi struktural ini.

"Harus kita rencakan sejak sekarang bahwa nilai tambah sektor industri harus kita tingkatkan, ketahanan pangan harus meningkat dan pemulihan sektor pariwisata harus berjalan dengan baik," tutur Jokowi.

Dalam kesempatan yang sama, kepala negara juga mengungkapkan rencana pemerintah untuk tahun 2022.

Menurut Presiden, tahun depan pemerintah masih akan fokus kepada pemulihan ekonomi.

"Rencana kerja pemerintah pada 2022 tahun depan ini masih mengusung pemulihan ekonomi dan reformasi struktural," ujar Jokowi.

"Harus kita ingat fondasi paling awal dari pemulihan ekonomi adalah pengendalian Covid-19," kata dia.

Baca juga: Surat Telegram Kapolri, Wisatawan Ketahuan Positif Covid-19 Diberikan Sanksi

Selain itu, negara perlu mempercepat belanja pemerintah. Belanja ini utamanya untuk program bantuan sosial (bansos), program padat karya serta mendorong belanja masyarakat.

Jokowi menuturkan, sisi permintaan atau demand side harus diperbesar untuk mendukung belanja ini.

Selain itu, kepala negara pun mengingatkan masih ada anggaran daerah dalam bentuk APBD yang tersimpan di perbankan.

Baca juga: MUI: Tak Perlu Paksakan Iktikaf di Masjid Selama Pandemi Covid-19

Pada akhir Maret 2021 lalu, kata Jokowi, total anggaran daerah itu mencapai Rp182 triliun.

"Yang seharusnya itu segera dibelanjakan untuk memperbesar sisi permintaan dan sisi konsumsi," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com