Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Sarankan Laki-Laki Belanja Untuk Kurangi Interaksi di Pasar

Kompas.com - 03/05/2021, 12:25 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiologi asal Griffith University Australia Dicky Budiman menyarankan agar laki-laki yang turun tangan untuk berbelanja di pusat perbelanjaan atau pasar.

Usulan itu disampaikan untuk mengurangi interaksi dan waktu yang lama saat seseorang berada di pasar. Sebab, menurut Dicky, perempuan menghabiskan waktu yang lebih lama ketika berada di pasar.

"Saya punya pemikiran yang belanja lebih baik laki-laki saja karena wanita menghabiskan waktu lebih lama di pasar. Jadi potensi mobilitas dan interaksinya lebih tinggi," sebut Dicky pada Kompas.com, Senin (3/5/2021).

Ia mengatakan strategi tersebut sudah pernah dilakukan oleh pemerintah Jepang pada tahun lalu.

"Saya cari tahu ternyata Jepang sudah melakukan kebijakan itu dengan meminta laki-laki yang belanja," sambungnya.

Baca juga: Kritik soal Kerumunan di Pasar Tanah Abang, Anggota DPR: Pemprov DKI Tak Siap Antisipasi

Menurut Dicky hal itu penting dilakukan untuk melakukan pembatasan interaksi dan mobilitas masyarakat ke pasar yang pekan ini mengalami kenaikan.

Dicky mengkhawatirkan jika tanpa adanya pembatasan jumlah pengunjung, serta tidak tegasnya aturan protokol kesehatan, pasar dapat menjadi klaster penyebaran virus corona.

"Kalau orang abai, tidak menjaga jarak, tidak pakai masker, ventilasi buruk, kapasitas pengunjung tidak dibatasi ya (pasar) jadi tempat yang ideal sekali untuk virus ini menyebar," ungkap Dicky.

Selain itu, ia meminta agar pemerintah fokus pada upaya isolasi mandiri, jika tidak dapat meningkatkan kapasitas testing.

Jika ada masyarakat yang menampakkan gejala setelah melakukan kunjungan ke pusat perbelanjaan diminta untuk menjalankan karantina pribadi.

Selain itu, Dicky juga berharap pemerintah dapat menggencarkan program vaksinasi agar menjadi benteng yang menahan ledakan penyebaran virus Covid-19 akibat klaster pasar.

"Selain itu gencarkan juga proses vaksinasinya. Sebab vaksinasi bisa menjadi tembok penahan, jika lonjakan kasus meledak," pungkasnya.

Baca juga: Soal Kerumunan Tanah Abang, Pimpinan Komisi IX: Pemerintah Harus Perketat Disiplin Protokol Kesehatan

Diberitakan sebelumnya terjadi kerumunan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat akhir pekan kemarin.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menyayangkan kejadian tersebut.

Wiku menyebut kerumunan itu dapat berpotensi menciptakan klaster baru.

"Sama saja meruntuhkan hasil jerih payah kita mengendalikan Covid-19 yaitu berpeluang menimbulkan klaster baru," tutur dia.

Selain itu Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Penanganan Covid-18 Dewi Nur Aisyah menerangkan terjadi lonjakan kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan di 29 provinsi Indonesia.

Dewi menuturkan kenaikan itu terjadi pada periode 20-27 April 2021.

Dengan peningkatan mobilitas ini, pihaknya menduga peningkatan akan terus terjadi hingga 10 hari kedepan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com