"Sekarang naik lagi 25 persen, terus akan kita tekan. Jadi sekali lagi hati-hati dengan mudik lebaran, hati-hati, cek, kedalikan yang mudik itu sangat penting sekali," kata dia.
Baca juga: Tegaskan Larangan Mudik, Satgas Covid-19: Mohon Keegoan Ditunda Sejenak
Sebab, berdasarkan hasil survei yang digelar pemerintah terkait dengan mudik sebelum ada larangan mudik, menunjukkan bahwa masyarakat yang berkeinginan mudik itu sebanyak 89 juta orang.
"Sebanyak 89 juta orang itu kurang lebih (setara jumlahnya) dengan 33 persen dari penduduk kita. Kemudian begitu ada larangan mudik turun 11 persen tetapi angkanya 29 juta," ujar Jokowi.
"Lalu begitu kita sosialisasikan kepada gubernur, bupati, wali kota soal larangan mudik, angkanya turun menjadi 7 persen, tetapi masih setara dengan 18,9 juta orang yang masih akan mudik," kata dia.
Oleh karena itu, menurut kepala negara, kebijakan larangan mudik harus terus disampaikan agar keinginan masyarakat bisa ditekan.
Baca juga: Dishub Jabar: Istilahnya Bukan Mudik, tetapi Bepergian dengan Protokol Kesehatan
Jokowi juga mengingatkan pentingnya tetap menjaga protokol kesehatan oleh masyarakat.
"Kuncinya ada di situ, disiplikan masyarakat secara ketat melalu protokol kesehatan. Saya betul-betul masih khawatir mengenai mudik di Idul Fitri," ujar dia.
"Tetapi saya menyakini bila pemerintah daerah dibantu forkompinda semuanya segera mengatur, mengendalikan dan disiplin protokol kesehatan, saya yakin kenaikan tidak seperti tahun lalu sebesar 93 persen," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.