Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartini dan Pemikiran tentang Perempuan Berani, Mandiri, dan Penuh Perjuangan...

Kompas.com - 21/04/2021, 07:38 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pejuang dan pelopor kemajuan perempuan Indonesia. Begitulah sosok Raden Ajeng Kartini dikenal.

Kartini memang bukan pahlawan yang namanya besar karena ikut angkat senjata dalam suatu peperangan. Kepahlawanannya tak dinilai dari perjuangan fisik.

Nama Kartini besar lewat pemikiran, ide, dan gagasannya tentang emansipasi perempuan.

Maka, tak berlebihan jika dikatakan bahwa kemajuan yang diraih perempuan Indonesia hingga di titik ini merupakan buah dari pemikiran dan kepahlawanan Kartini.

Sejak lama Kartini ingin agar perempuan Indonesia menjadi berani dan mandiri.

Baca juga: Mengenal Sepak Terjang Multatuli, Sosok yang Menginspirasi RA Kartini

Impian itu tercermin salah satunya melalui surat-surat yang Kartini tulis. Ya, sedari muda Kartini gemar bersurat dengan sejumlah sahabat pena.

Melalui surat-surat itu Kartini banyak bertukar pikiran. Bahkan, sebagian besar pemikiran dan gagasannya tentang emansipasi perempuan didapat setelah berkorespondensi dengan para sahabat pena.

Adalah Estella Zeehandelar, pegawai pos di Belanda yang menjadi salah seorang sahabat pena Kartini.

Kepada Stella, demikian perempuan itu disapa, Kartini mengungkapkan keinginannya berkenalan dengan gadis yang berani, mandiri, dan penuh semangat.

Baca juga: Sikap Teladan dari Raden Ajeng Kartini

Kartini juga menyampaikan harapannya tentang perempuan yang berjuang untuk masyarakat luas. Surat itu ditulis pada 25 Mei 1899.

"Saya ingin sekali berkenalan dengan seorang 'gadis modern', yang berani, yang mandiri, yang menarik hati saya sepenuhnya. Yang menempuh jalan hidupnya dengan langkah cepat, tegap, riang, dan gembira, penuh semangat dan keceriaan."

"Gadis yang selalu bekerja tidak hanya untuk kebahagiaan dirinya saja, tetapi juga berjuang untuk masyarakat luas, bekerja demi kebahagiaan banyak sesama manusia."

Demikian dikutip dari buku Surat-surat Kartini. Renungan tentang dan untuk Bangsanya (1979) yang diterjemahkan Sulastin Sutrisno.

Baca juga: Asal-usul Jepara, dari Ratu Kalinyamat hingga Tempat Lahirnya Kartini

Dalam suratnya, Kartini memperkenalkan diri sebagai putri dari bupati Jepara.

Kartini menyebut dirinya merupakan anak perempuan kedua yang memiliki lima orang saudara laki-laki dan perempuan.

Sementara, almarhum kakeknya merupakan bupati di Jawa Tengah yang memiliki kemajuan berpikir.

"Bukankah ini suatu kelimpahan? Almarhum kakek saya, Pangeran Ario Tjondronegoro dari Demak yang sangat menyukai kemajuan, adalah bupati di Jawa Tengah pertama yang membuka pintunya untuk tamu dari seberang lautan, yaitu peradaban Barat. Semua putranya, yang mengenyam pendidikan Eropa, mewarisi cintanya akan kemajuan (berpikir) ayah mereka", tulis Kartini dalam surat.

Kepada Stella, Kartini lantas bercerita tentang kondisi perempuan di Hindia Belanda. Bahwa perempuan sulit lepas dari belenggu adat.

Kartini bahkan menganggap perempuan bagai hidup dalam bui.

Baca juga: Menjelang Hari Kartini, Berikut 3 Film tentang Kartini yang Wajib Anda Tonton

Sebagai seorang yang besar di lingkungan bangsawan, adat istiadat pun melekat erat pada diri Kartini.

Meski besar di keluarga berpendidikan sekalipun, Kartini mengungkap bahwa perempuan di kalangan bangsawan tetap sulit mendapatkan hak atas pendidikan tinggi.

Sebab, adat dan tradisi saat itu tak membolehkan perempuan yang sudah akil baligh untuk keluar rumah, termasuk ke sekolah.

Kartini pun merasa begitu terasingkan dan tak punya banyak pilihan untuk menentukan pilihan dalam hidupnya.

"Pada usia 12 tahun saya harus tinggal di dalam rumah. Saya harus masuk 'kotak'. Saya dikurung di dalam rumah, sama sekali terasing dari dunia luar. Saya tidak boleh kembali ke dunia itu selagi belum didampingi suami, seorang laki-laki yang asing sama sekali, yang dipilih orangtua kami untuk kami, tanpa sepengetahuan kami," tulis Kartini.

Baca juga: Sup Pangsit Jepara, Menu Fusion Tertua Kesukaan RA Kartini

Namun demikian, Kartini merasa lebih beruntung. Sebab, keluarganya cenderung lebih terbuka.

Hingga usia 16 tahun Kartini masih diizinkan menikmati kehidupan di luar rumah. Ia masih boleh menikmati usia lajangnya.

"Alhamdulillah.. Alhamdulillah saya boleh meninggalkan penjara saya. Sebagai orang bebas yang tidak terikat kepada seorang suami yang dipaksakan kepada saya..."

"Pertama kali dalam hidup kami, kami diperkenankan meninggalkan kota kediaman kami dan ikut pergi ke Ibu Kota untuk menghadiri semua perayaan yang diselenggarakan di sana sebagai penghormatan kepada Sri Ratu (Belanda)".

Dari surat-surat itu nampak bahwa Kartini begitu antusias terhadap dunia luar. Dari situlah semangat Kartini untuk memajukan perempuan Indonesia terus tumbuh.

Hingga kini nama Kartini masih harum dikenang sebagai pahlawan emansipasi perempuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com