Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Perjalanan Rahmi Hatta Mendampingi Bung Hatta

Kompas.com - 13/04/2021, 20:29 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Hari ini pada 13 April, tepatnya 22 tahun lalu, merupakan hari meninggalnya Rahmi Hatta. Rahmi merupakan istri sang proklamator sekaligus Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta.

Selama mendampingi Bung Hatta, Rahmi turut menjadi saksi hidup perjalanan bangsa Indonesia sekaligus menjadi saksi hidup perjuangan yang dijalani sang suami, sebagai tokoh sentral di masa awal berdirinya republik ini.

Adapun pertemuan Rahmi dan Bung Hatta diawali dengan perkenalan keduanya yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno.

Baca juga: Mengenang Sosok Bung Hatta, dari Sepatu Bally hingga Tak Mau Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Bahkan kala itu Bung Karno turut menemani Bung Hatta untuk melamar Rahmi. Bung Hatta dan Rahmi menikah pada 18 November 1945 di Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Saat itu Bung Hatta berusia 43 tahun sedangkan Rahmi 19 tahun.

Sebagaimana dikutip dari pemberitaan harian Kompas pada 14 April 1999, Rahmi turut mengalami jatuh bangun dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Tak hanya itu, mendampingi Bung Hatta juga berarti harus mengikuti gaya hidup asketis sang proklamator.

Bung Hatta dikenal sebagai sosok sederhana dan memiliki prinsip untuk lebih mementingkan kepentingan negara ketimbang urusan keluarga.

Karena itu, sudah menjadi pemandangan sehari-hari bagi Rahmi kala menyaksikan penolakan Bung Hatta terhadap segala fasilitas yang dinilai bermewah-mewahan dan hanya menguntungkan diri sendiri serta keluarga.

Baca juga: Rasa Takjub Iwan Fals pada Kesederhanaan dan Nasionalisme Bung Hatta

"Saya kira tidak hanya saya yang mengalami hal demikian. Ibu-ibu lain yang hidup pada masa itu juga memaklumi bahwa kepentingan negara dan bangsa itu lebih penting daripada keluarga." Tutur Rahmi menggambarkan perjalanan hidupnya Ketika mendampingi Bung Hatta, sebagaimanan dikutip dari harian Kompas.

Rahmi juga turut merasakan penderitaan saat Bung Hatta diasingkan ke oleh Belanda di masa revolusi fisik kala mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Ia harus hidup terpisah dengan Bung Hatta saat diasingkan ke Prapat dan Bangka pada Desember 1948 hingga Juli 1949. Rahmi dan putrinya menanti Bung Hatta dengan hidup sendirian di Yogyakarta.

Selama enam bulan Ibu Rahmi dan para pemimpin republik yang ditawan hidup dalam ketidakpastian tentang nasib suami mereka. Di sisi lain mereka juga harus menghadapi kenyataan lain berupa kehidupan ekonomi yang semakin sulit.

Rahmi juga siap menjalani hidup sebagai seorang ibu rumahtangga biasa, ketika Bung Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden tahun 1956 lantaran bersebrangan paham dengan Bung Karno yang telah mendeklarasikan system demokrasi terpimpin.

Dengan mengundurkan diri sebagai Wapres, keluarga Bung Hatta harus meninggalkan Istana Wapres di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Baca juga: Asal-usul Indonesia, dari Catatan Bung Hatta sampai Peran STOVIA

Mereka kembali ke rumah pribadi Bung Hatta di Jalan Diponegoro Nomor 57 Jakarta. Selain itu, mereka harus hidup hemat dengan uang pensiun yang sangat terbatas, yang bahkan tidak cukup untuk membayar tagihan rekening air minum, listrik, dan telepon.

Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, Bung Hatta terpaksa harus mencari penghasilan tambahan dengan menulis berbagai artikel di suratkabar dan majalah, menulis buku, dan menjadi pengajar tidak tetap di beberapa universitas, di antaranya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Universitas Hasanuddin Ujungpandang, dan Universitas Padjadjaran Bandung.

Kisah hidup Rahmi menjadi teladan bagi seluruh perempuan Indonesia. Sebagai ibu bangsa, Rahmi turut merasakan jatuh bangunnya republik ini hingga memperoleh kemerdekaannya secara penuh.

Selama 35 tahun Rahmi dengan setia menemani Bung Hatta yang wafat pada 1980. Tepat di usianya yang ke-73, Rahmi pun meninggal dunia lantaran kondisi kesehatannya yang kian menurun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com