JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memberikan dukungan dana untuk pengadaan obat-obatan dan peralatan medis dalam upaya pemulihan pasca-bencana Topan Idai tahun 2019 lalu di Mozambik dan Zimbabwe.
Pemerintah melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memberikan dana hibah masing-masing senilai Rp 2,16 miliar.
Penandatanganan perjanjian pemberian dukungan tersebut dilakukan di Jakarta pada Selasa (13/4/2021).
“Hibah ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk membantu dan berbagi beban, khususnya di masa-masa yang sulit. Tak diragukan lagi, teman sejati ada saat dibutuhkan," kata Menlu dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Ratusan Tewas, Mozambik dan Zimbabwe Luluh Lantak Diterjang Topan Idai
Retno mengatakan, dukungan dana tersebut adalah bentuk komitmen Indonesia untuk membantu dan berbagi dengan negara lain.
Menurut Retno, Indonesia dengan Afrika kerap menghadapi tantangan yang serupa.
Kedua negara pernah mengalami penjajahan, kemudian saat ini menghadapi tantangan perubahan iklim.
Pada bulan Maret 2019, Topan Idai menghantam kawasan utara Mozambik dan Zimbabwe, mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan.
Sedangkan, Indonesia juga menghadapi Topan Seroja di kawasan Nusa Tenggara Timur dan gempa di Jawa Timur.
Retno mengatakan, proses pemulihan pasca-bencana alam membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Terlebih, saat ini pandemic Covid-19 juga masih melanda dunia.
“Oleh karena itu, kita harus bekerja sama dan berbagi beban. Kerja sama dan solidaritas adalah kunci. Inilah fondasi dari kemitraan kita," kata Menlu.
Baca juga: Presiden Mozambik Sebut Korban Tewas Topan Idai Bisa Capai 1.000 Orang
Selain itu, Retno mengatakan, Indonesia juga berkomitmen mendukung agenda Afrika di tingkat global.
Salah satunya adalah agenda G20 Africa Partnership dan Agenda 2063.
Ia berharap ke depannya dapat terjalin hubungan yang lebih dekat antara Indonesia dan Afrika.
“Indonesia siap membangun hubungan yang lebih dekat lagi dalam jangka panjang. Bukan hanya sebagai mitra tradisional, tetapi juga sebagai mitra pembangunan di amsa depan," kata Retno.