Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Apartemen Cacing Sutra, Solusi Alternatif untuk Budi Daya Ikan

Kompas.com - 12/04/2021, 10:34 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata apartemen? Benak Anda pasti membayangkan gedung tinggi dengan banyak unit tempat tinggal untuk masyarakat perkotaan.

Namun, kenyataannya, tidak hanya manusia yang tinggal di apartemen. Beberapa hewan seperti ikan dan cacing pun ternyata punya apartemen sebagai tempat tinggal.

Tempat tinggal unik bagi hewan tersebut berhasil digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lewat Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM).

Melalui apartemen untuk cacing sutra, BRSDM KKP memfasilitasi para pelaku budi daya cacing sutra. Apa saja yang melatarbelakangi hal ini?

Untuk diketahui, budi daya ikan merupakan salah satu sektor unggulan yang dapat dioptimalkan dalam meningkatkan produksi perikanan nasional sekaligus pendapatan pelaku usaha perikanan.

Baca juga: Kembangkan Budidaya Udang, KKP Ciptakan Inovasi Kincir Air Tambak Hemat Energi

Meski demikian, sektor tersebut masih menghadapi permasalahan harga pakan yang terus meningkat. Tingginya harga pakan disebabkan ketergantungan impor bahan baku pakan dari luar negeri.

Di samping itu, kebutuhan akan pakan alami juga sangat tinggi pada kegiatan budi daya ikan. Oleh karenanya, dibutuhkan siasat penggunaan pakan alami yang dapat dibudidayakan serta diproduksi secara massal dan mandiri oleh para pelaku usaha budi daya.

Cacing sutra atau cacing rambut dengan nama ilmiah Tubifex sp merupakan pakan hidup alami yang berpotensi mendukung keberlangsungan budi daya ikan.

Spesies itu memiliki tubuh lunak dan lembut seperti sutra atau rambut dengan panjang satu sampai dua sentimeter (cm) dan warna kemerah-merahan. Cacing jenis ini tidak hidup secara soliter, melainkan berkoloni bersama beberapa cacing lain.

Baca juga: Eks Menteri KKP Edhy Prabowo dkk Segera Disidang

Selain itu, cacing sutra merupakan organisme hermaprodit atau berkelamin ganda. Hewan ini berkembang biak dengan cara bertelur dari betina yang telah matang telur.

Selama ini, cacing sutra diperoleh secara alami di saluran irigasi atau persawahan warga. Keberadaannya menjadi berkurang dan tidak stabil ketika musim hujan.

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, diperlukan langkah budi daya cacing sutra. Caranya dengan adopsi dan percontohan untuk penyuluhan yang dapat mendukung penyediaan pakan alami di sentra-sentra pembenihan.

Dengan adanya adopsi dan percontohan, maka ketergantungan akan cacing sutra alam bisa berkurang. Langkah ini juga efektif untuk mendukung perkembangan industri dalam rangka meningkatkan produksi dan budi daya ikan.

Baca juga: Tegaskan Larang Ekspor Benih Lobster, KKP: Hanya Ukuran Konsumsi yang Diizinkan!

Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja menerangkan, sistem apartemen menggunakan desain wadah budi daya cacing sutra yang tersusun secara vertikal menggunakan aliran air dengan sistem resirkulasi.

Keuntungan dari model apartemen, di antaranya efisiensi lahan, pengurangan penetrasi cahaya matahari secara langsung, hingga pengembangbiakkan yang lebih terkontrol dan tidak bergantung pada musim.

“Usaha budi daya cukup banyak. Kalau hanya bergantung pada pakan pabrikan akan membutuhkan biaya yang cukup tinggi, sehingga tingkat keuntungan masyarakat semakin menipis,”kata Sjarief.

Ia melanjutkan, apartemen cacing sutra tidak memerlukan lahan luas karena bisa dibuat secara bertingkat dan sederhana. Dengan metode ini pula para pelaku budi daya bisa memiliki peluang untuk menjadi pengusaha baru.

Baca juga: Hiu dan Pari Terancam Punah, KKP Upayakan Kelola Sumber Daya Perikanan

Menurut Sjarief, pengenalan teknologi tersebut tak lepas dari peran serta para penyuluh perikanan yang berhadapan langsung dengan masyarakat di lapangan.

“Penerapan teknologi di lapangan tentunya memerlukan tahapan pengaplikasian terutama, terutama untuk teknologi yang bersifat spesifik. Ini butuh formula yang tepat untuk diterapkan di lokasi,” ujarnya.

Atas dasar itu, sebut Sjarif, penyuluh diuji secara teknis dan manajerial dalam memberikan pendampingan teknologi yang tepat dengan hasil efektif kepada masyarakat.

Adapun Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati berharap, transfer teknologi yang disampaikan penyuluh kepada para pelaku usaha dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mereka.

Baca juga: Kembangkan Riset Perikanan dan Kelautan, BRSDM Siap Dukung 3 Program Prioritas KKP

Ia juga meminta para penyuluh untuk menuangkan penerapan teknologi dalam bentuk tulisan yang dapat digunakan oleh masyarakat sebagai pedoman.

“Para penyuluh harus selalu berpikir kritis dan berinovasi untuk menemukan teknologi yang tepat guna untuk menyelesaikan persoalan pelaku usaha atau pelaku utama di lapangan,” harap Lilly seperti tertulis dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin (12/4/2021).

Sementara itu, Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal Mochammad Muchlisin menyampaikan, usaha budi daya cacing sutra memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan.

Budidaya ini dapat dilakukan dengan bahan yang murah, sedangkan kebutuhan pasar masih tinggi untuk mencukupi kebutuhan pelaku usaha perbenihan ikan air tawar terutama ikan lele dan untuk ikan hias,” jelasnya.

Baca juga: Dukung Program KKP, BRSDM Permudah Budidaya Perikanan melalui Sipetak

Selain itu harganya masih cukup bagus, yaitu Rp 40.000 hingga Rp 60.000 di tingkat pengusaha. Pada akhir 2020, pihaknya menyelenggarakan pelatihan budi daya cacing sutra sistem apartemen ini di Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Bagaimana cara budi daya cacing sutra sistem apartemen?

Lewat sistem apartemen, maka ketergantungan akan cacing sutra alam akan berkurang. Langkah ini juga efektif untuk mendukung perkembangan industri dalam rangka meningkatkan produksi dan budi daya ikan.DOK. Humas KKP Lewat sistem apartemen, maka ketergantungan akan cacing sutra alam akan berkurang. Langkah ini juga efektif untuk mendukung perkembangan industri dalam rangka meningkatkan produksi dan budi daya ikan.

Untuk bisa melakukan budi daya, cara pertama adalah menyiapkan wadah berukuran 2x1x0,2 meter persegi (m2) yang sudah dilapisi terpal. Wadah disusun menjulang ke atas seperti apartemen menggunakan rak besi.

Dalam satuan rak apartemen dapat disusun empat hingga lima bak. Wadah teratas merupakan bak filter yang dilengkapi suplai air dengan sistem resirkulasi tertutup sebagai sumber air mengalir pada setiap bak di bawahnya.

Media budi daya yang digunakan adalah lumpur yang diperkaya bahan organik dengan perbandingan 80 persen lumpur dan 20 persen campuran organik yang terdiri dari ampas tahu, dedak, kotoran hewan, sayuran ditambah probiotik dan molase 1 mililiter (ml) per kilogram (kg) bahan.

Baca juga: Siapkan SDM Kelautan dan Perikanan, KKP Kembangkan SKKNI

Setelah media tersedia, pelaku budi daya bisa melakukan penebaran cacing sutra dewasa berumur 40-45 hari dengan jumlah penebaran sebanyak 0,5 liter/m2 dan dibiarkan selama dua minggu.

Pemeliharaan dilakukan dengan memberi pakan bahan organik hasil fermentasi yang disimpan di dalam drum plastik. Caranya adalah dengan disebar ke media budidaya cacing sebanyak 50-100 ml/m2 setiap pagi dan sore hari. Perkembangbiakan cacing sutra akan terjadi setelah 10-12 hari.

Akhirnya, tibalah saatnya panen. Panen dilakukan pada pagi hari. Cacing dipanen dengan teknik memungut koloni cacing yang biasanya berkumpul pada bagian inlet atau pada spot gumpalan pakan.

Hasil panen ditampung pada wadah atau ember. Setelah terkumpul, dilakukan pemisahan lumpur yang terbawa saat panen dengan gumpalan cacing dalam bak dengan sistem air mengalir.

Baca juga: Gelar Festival Lobster di Banyuwangi, KKP Ingin Tingkatkan Produksi Lobster Nasional

Hasil panen dikumpulkan pada bak khusus yang dialiri air. Panen selanjutnya dapat dilakukan setiap 4-5 hari sekali. Dalam setiap bak dapat dihasilkan 1,2 liter/m2 setiap bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com