Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Diminta Segara Lapor jika Alami Sakit yang Lama Pasca-vaksinasi Covid-19

Kompas.com - 01/04/2021, 19:29 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, rasa sakit atau tidak nyaman pasca-vaksinasi merupakan hal yang wajar. 

Namun, apabila rasa sakit berlangsung cukup lama, Wiku meminta masyarakat melapor ke fasilitas kesehatan terdekat agar ditangani. 

"Jika dirasakan dalam waktu yang cukup lama atau lebih dari satu bulan atau mengakibatkan efek yang berat pada tubuh, masyarakat diharapkan secara proaktif melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan segera," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Satgas Ingatkan Petugas Posko PPKM Periksa Kesehatan Pendatang

Menurut Wiku menjelaskan, ada dua kejadian yang tidak diharapkan setelah vaksinasi, yakni kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dan reaksi simpang atau efek samping.

KIPI adalah kejadian yang tidak diharapkan dan tidak berkaitan langsung secara sebab akibat dengan vaksin. Misalnya karena pengaruh genetik, pengaruh obat lain, kesalahan medis, dan faktor lainnya.

Sementara, reaksi simpang merupakan kejadian yang tidak diharapkan dan terbukti secara ilmiah berkaitan secara langsung secara sebab akibat dengan vaksin.

"Secara umum, kemunculan efek samping suatu produk garmasi lebih sedikit dibandingkan dengan kejadian ikutannya mengingat perjalanan produksinya yang cukup kompleks dengan pengawasan yang sangat ketat," ujar Wiku.

Baca juga: Satgas: Vaksinasi Nasional Tetap Jalan meski India Embargo AstraZeneca

Menurut Wiku, KIPI yang umumnya ditemukan di lapangan yaitu rasa nyeri, timbul kemerahan, dan pembengkakan di area lokal penyuntikan.

Kemudian, efek secara sistemik yang muncul berupa keletihan, sakit kepala, nyeri otot atau sendi, dan demam.

Wiku meminta masyarakat tak khawatir jika mengalami indikasi-indikasi tersebut setelah divaksinasi.

"Rasa sakit dan rasa tidak nyaman tersebut dapat dikurangi dengan beberapa upaya seperti pengompresan di area suntik maupun menjamin hidrasi tubuh terjamin dengan baik," katanya.

Baca juga: Satgas Covid-19 Minta Perayaan Paskah Sesuai Protokol Kesehatan dan Aturan PPKM Mikro

Meski pemerintah terus berupaya mengakselerasi pemberian vaksin, kata Wiku, keamanan vaksin akan selalu menjadi prioritas. Oleh karenanya, KIPI dan efek samping vaksinasi terus dipantau dan dievaluasi.

"Masyarakat perlu memahami bahwa vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi Covid-19 baik di Indonesia maupun di seluruh negara lain di dunia tergolong vaksin baru sehingga surveilans terus-menerus terkait kejadian ikutan ini sangat bermanfaat bagi pelaksanaan vaksinasi ke depannya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com