Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deradikalisasi Tak Akan Berhasil jika Gunakan Pendekatan Kekuasaan

Kompas.com - 01/04/2021, 15:21 WIB
Tatang Guritno,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Sumber Kompas TV

JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman Ponto berpendapat, pemberantasan terorisme tidak bisa dilakukan hanya dengan penegakan hukum.

Soleman menjelaskan, dalam ilmu intelijen, jumlah anggota kelompok teroris lebih banyak berada di bawah permukaan.

Baca juga: Pelaku Penyerangan di Mabes Polri Sempat Unggah Foto Bendera ISIS di Instagram

“Polisi bukan memberantas teror, polisi sekarang memberantas pelanggaran hukum, begitu meledak bom, atau ketika ditemukan bom (baru dilakukan penindakan)," ujar Soleman dalam breaking news Kompas TV, Rabu (31/3/2021).

"Dalam ilmu intelijen hanya satu per tiga (pelaku terorisme) yang berada di permukaan, kalau kita gunakan ilmu gunung es, dua per tiga itu tenggelam atau berada di bawah permukaan,” tutur dia.

Soleman menuturkan, pendekatan kekuasaan tidak bisa digunakan dalam memberantas paham ekstremisme di bawah permukaan.

Baca juga: Kapolri: Penyerang Mabes Polri ZA Berideologi ISIS

Sebaliknya, pendekatan harus dilakukan secara persuasif, dengan tujuan merebut pengaruh seseorang dari paham radikalisme yang menjadi penyebab terorisme.

Pendekatan ini dikenal dengan istilah penggalangan.

Sementara, Soleman berpandangan bahwa pendekatan kekuasaan masih digunakan dalam proses deradikaliasi saat ini.

“Kalau kita melaksanakan penggalangan kita harus berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Sebab proses deradikalisasi tidak akan pernah berhasil jika menggunakan kekuasaan. Itu yang selama ini terjadi,” ucap Soleman.

Baca juga: Kapolri Ungkap Kronologi Penyerangan di Mabes Polri

Soleman menekankan, upaya pemberantasan terorisme perlu dilakukan sampai ke akarnya. Pekerjaan ini seharusnya dilakukan oleh intelijen negara.

“Dengan cara masuk pelan-pelan, menjadi lawan bicara, ngobrol, untuk memengaruhi. Jadi proses memberi pengaruh agar tidak menjadi radikal atau melakukan tindak terorisme itu harus dilakukan tanpa paksaan,” imbuhnya.

Selain itu, Soleman juga meminta prinsip kemanusiaan tidak dilupakan dalam upaya pemberantasan terorisme. Sebab, anggota kelompok teroris juga manusia yang memiliki hati nurani.

“Mereka punya anak, punya keluarga, mereka juga punya hati. Jadi pendekatannya harus dari hati ke hati. Sekali lagi, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi,” pungkasnya.

Baca juga: Pemerintah Diminta Waspadai Pola Penyebaran Ekstremisme di Lingkup Keluarga

Dalam sepekan ini, telah terjadi dua peristiwa teror di Indonesia.

Pelaku berinisial L berusia 26 tahun dan istrinya, YSR, melakukan teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021) pagi.

Kemudian, perempuan berinisial ZA menjadi pelaku penyerangan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3/2021). ZA diketahui berusia 25 tahun.

Pelaku bom bunuh diri di Makassar diduga merupakan jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke Negara Islam di Irak dan Suriah atau Islamis State of Iraq and Suriah (ISIS).

Sementara, pelaku teror di Mabes Polri diduga pendukung ISIS. Dugaan itu berasal dari hasil pendalaman polisi yang menemukan unggahan bendera ISIS di akun Instagram milik pelaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com