JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, pemerintah tidak ingin lagi melihat peristiwa atlet yang hidupnya sengsara di masa tua.
Menurutnya, negara harus konsisten memberikan jaminan bagi para atlet.
"Yang paling penting adalah konsistensi negara. Pertama, mereka (atlet) tentu ingin mendapatkan jaminan di hari tua. Agar mendapatkan penghargaan dari negara," ujar Suharso dalam konferensi pers virtual seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri pada Selasa (30/3/2021).
Baca juga: Kurniawan DY: Kesejahteraan Atlet Perlu Diperhatikan
"Olahragawan yang sudah mempersembahkan (medali) emas-emas itu, lalu di masa tua tidak bisa mempertahankan kehidupannya. Kita ingin hindari itu supaya tak terjadi lagi peristiwa yang mengenaskan," tegasnya.
Dia menyebut, sangat disayangkan apabila kondisi itu menimpa para atlet berbakat Indonesia. Sehingga dia menekankan bahwa manajemen talenta nasional penting untuk dibentuk.
Selain berfungsi sebagai tempat mengasah bakat para atlet, manajemen tersebut bisa memberikan intervensi bagi pengembangan diri mereka hingga ke masa tuanya.
Diberitakan sebelumnya, Suharso mengatakan, Presiden Joko Widodo ingin merealisasikan salah satu janji kampanyenya, yakni membangun desain besar manajemen talenta nasional.
"Tadi kami baru saja melakukan ratas terkait dengan manajemen talenta nasional. Ini adalah salah satu yg ingin dihadirkan oleh Presiden. Sesuai dengan janji beliau di masa kampanye," ujar Suharso.
"Dan kami sedang menyusun sebuah grand design untuk memastikan manajemen ini bisa terbentuk dan bidang-bidang yang telah kita tetapkan untuk jadi ruang lingkup manajemen talenta nasional," lanjutnya.
Suharso menyebut setidaknya akan ada bidang yang menjadi fokus pengembangan manajemen talenta nasional.
Salah satunya, yakni bidang olahraga. Suharso mengungkapkan, pemerintah ingin ada lebih banyak talenta-talenta olahraga seperti pelari Lalu Muhammad Zohri.
Talenta-talenta berbakat itu akan diajak mengejar prestasi di 14 cabang olahraga.
Baca juga: Menpora Godog Terbentuknya UU Kesejahteraan Atlet
"Yang mana kita pernah berprestasi misal di bulutangkis panahan, yang pernah pemperoleh medali juga tentu di atletik, dayung, juga mejadi kekuatan kita. Juga renang, senam, Tae Kwon Do dan beberapa lain yang jumlahnya 14," tuturnya.
Khusus untuk bidang olahraga ini, Suharso juga menekankan pentingnya menjaring bakat-bakat baru.
Langkah tersebut bisa dilakukan dengan memperbanyak kompetisi serta mendatangi pusat-pusat latihan untuk mencari bibit-bivit atlet dengan kemampuan yang baik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.