JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menilai, aksi teror terjadi lebih banyak di era kepemimpinan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikarenakan masa kepemimpinan yang lebih lama dibandingkan presiden lainnya.
Adapun hal tersebut disampaikannya untuk merespons temuan Tim Analis LAB 45 pada Senin (29/3/2021) bahwa kulminasi atau puncak tertinggi serangan teror di Indonesia sejak tahun 2000, terjadi selama masa pemerintahan SBY.
"Iya karena masa kepemimpinan Pak SBY lebih lama dibandingkan presiden lainnya. Membandingkan itu harus apple to apple," kata Andi kepada Kompas.com, Selasa (30/3/2021).
Baca juga: LAB 45: Individu hingga Tempat Keagamaan Jadi Sasaran Utama Aksi Teror
Andi mengatakan, untuk memperoleh perbandingan aksi teror di Indonesia perlu dicari terlebih dahulu angka rata-rata per tahun selama 21 tahun atau sejak tahun 2000.
Ia menghitung dengan menggunakan data dari Tim Analis LAB 45 yang menyatakan bahwa ada 552 aksi teror di Indonesia sejak tahun 2000.
"Kalau data itu benar, bahwa ada 552 aksi teror sejak tahun 2000, maka rata-rata per tahun adalah 552 dibagi 21 tahun adalah 26,3. Angka itu adalah rata-rata per tahun selama 21 tahun," ujarnya.
Kemudian, Andi merujuk ke angka aksi teror dengan menggunakan lama masa kepemimpinan Presiden SBY yaitu selama 10 tahun.
Ia mengatakan, disebutkan oleh Tim Analis LAB 45, ada 192 insiden teror yang terjadi di era kepemimpinan SBY.
"Jika dirata-rata yaitu 192 dibagi 10, maka rata-rata insiden selama 10 tahun adalah 19,2 insiden. Angka ini jauh di bawah rata-rata selama 21 tahun ini," terangnya.
Andi meminta semua pihak membandingkan dengan rata-rata insiden selama masa pemerintahan yang lain.
Hal tersebut dirasa tepat olehnya untuk dapat menyimpulkan mengapa pemerintahan SBY dinilai paling banyak ditemukan aksi teror.
"Karena masa jabatan masing-masing pemerintahan berbeda-beda, mulai dari Presiden Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi," ucap dia.
"Karena itu yang bisa dibandingkan adalah angka rerata bukan angka absolut," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 552 aksi teror terjadi di Indonesia dalam kurun waktu 21 tahun, termasuk aksi bom bunuh diri yang baru saja terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.
Data tersebut merupakan temuan terbaru dari Tim Analis LAB 45 yang dirilis pada Senin (29/3/2021).
"Tercatat 552 aksi teror di Indonesia dari tahun 2000-2021," kata Analis Utama Politik Keamanan LAB 45, Andi Widjajanto, kepada Kompas.com, Selasa (30/2/2021).
Baca juga: 552 Aksi Teror Terjadi Sejak Tahun 2000, Terbanyak Ada di Era SBY
Menurut temuan Tim Analis LAB 45, kulminasi atau puncak tertinggi serangan teror di Indonesia terjadi selama masa pemerintahan Presiden SBY.
"Kuliminasi serangan teror yaitu 192 insiden di Indonesia terjadi di masa pemerintahan Yudhoyono," ujar Andi.
Namun, Andi tak menjabarkan berapa angka insiden teror di Indonesia yang terjadi pada masa pemerintahan presiden lainnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.