Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSP Sebut Impor Beras Tak Akan Direalisasikan dalam Waktu Dekat

Kompas.com - 25/03/2021, 14:01 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tidak akan melakukan impor 1 juta ton beras dalam waktu dekat atau ketika musim panen berlangsung.

Hal itu disampaikan Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Dani Amrul Ichdan, dalam program Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (23/3/2021).

"Prinsipnya satu, impor dilakukan jika angka mendesak dalam kerangka cadangan (beras). Kalau saat ini berdasarkan data Kementerian Pertanian dan Bulog masih cukup," sebut Dani.

Baca juga: Ombudsman Sebut Harga Gabah Turun Bukan karena Isu Impor Beras

Dani mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan melakukan inisiatif impor beras hanya untuk menjaga jika akhirnya proyeksi hasil panen raya tidak sesuai target.

Pemerintah, lanjut Dani, hanya akan melakukan impor jika terms and condition applied atau apabila kondisi mengharuskan.

"Tapi Kemendag berinisiatif jika itu (hasil panen beras) kurang, setelah panen raya. Seandainya target itu tidak tercapai dan stok beras dibawah 1 juta ton, sementara kebutuhan bertambah, seperti kebutuhan untuk bantuan sosial (bansos) kemungkinan semakin banyak, maka dibutuhkan impor," sebut Dani.

"Jadi dalam kondisi term and condition applied, jadi impor tidak dilakukan dalam jangka pendek ini sebetulnya," sambungnya.

Dani menerangkan jika nantinya kebijakan impor beras dilakukan pemerintah, hal itu dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem produksi, distribusi dan konsumsi.

Pemerintah, kata Dani, tidak hanya mengambil kebijakan impor beras karena melihat stok beras yang kurang atau tidak sesuai terget. Namun juga mempertimbangkan kepentingan stabilisasi harga beras.

"Pemerintah tidak hanya melihat kapasistas produksi, tidak hanya stok (beras) yang ada, tapi juga stabilisasi harga," imbuhnya.

Sebagai informasi terjadi polemik terkait kebijakan pemerintah untuk melakukan impor beras.

Baca juga: Ada Potensi Maladministrasi, Ombudsman Tegas Minta Impor Beras Ditunda

Adapun polemik yang terjadi disebabkan perbedaan data Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog dua lembaga tersebut.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengklaim bahwa impor mesti dilakukan karena serapan Bulog pada beras tidak sesuai target yakni 1 juta ton untuk beras cadangan pemerintah.

Di sisi lain, Kepala Perum Bulog Budi Waseso mengatakan bahwa cadangan beras pemerintah yang dimiliki Bulog akan lebih dari 1 juta ton saat musim panen berakhir April nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com