Pengalaman pahit
Ada satu peristiwa yang mendorong Muchtar meninggalkan kuliah kedokterannya. Ia melihat pengalaman pahit seorang ibu yang diperlakukan semena-mena oleh oknum Polsek Teladan Medan.
"Saya kebetulan lewat di samping sel tahanannya ketika mendengar tangisnya," ucap Muchtar.
Menurut Muchtar, ibu itu dimintai Rp 50.000 kalau mau dibebaskan. Padahal tuduhan terhadap ibu terkait penadahan tak terbukti.
Baca juga: Muchtar Pakpahan dan Obsesinya Membela Rakyat Kecil Sejak Masih Menarik Becak
Muchtar pun menemui Komandan Polsek Teladan Medan. Bukannya disambut, Muchtar malah dibentak.
"Itu bukan urusanmu," katanya mengingat kejadian tersebut.
Terpaksa, Muchtar menuturkan telah bertemu dengan Dantabes Medan di Universitas Methodis.
Ia mengatakan, komandan itu berpesan agar melapor bila ada permasalahan.
"Untuk membuktikan, saya menelepon Dantabes langsung di muka Dansek itu dan melaporkan semuanya kepada ajudan Dantabes. Ibu itu pun dibebaskan," tuturnya.
Setelah meninggalkan kuliah kedokteran, Muchtar mendaftar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).
Jenjang pendidikannya ia teruskan hingga meraih gelar Doktor Ilmu Hukum Tata Negara dari Universitas Indonesia pada 1993.
Baca juga: Profil Mendiang Muchtar Pakpahan, Tokoh Buruh yang Kerap Dipenjara di Era Soeharto
Selama bertahun-tahun, Muchtar dikenang sebagai tokoh yang kerap mengadvokasi hak buruh.
Muchtar pernah menjabat sebagai anggota Governing Body ILO mewakili Asia, dan Vice President World Confederation of Labor, ILO.
Pada 2003, ia meninggalkan serikat buruh dan mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat. Kemudian pada 2010, Muchtar meninggalkan partai dan memilih fokus di kantor pengacara Muchtar Pakpahan Associates dan mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI).
Hingga beberapa tahun terakhir, Muchtar masih aktif membela hak-hak buruh, salah satunya dengan terlibat dalam aksi penolakan terhadap omnibus law UU Cipta Kerja.
Muchtar kini telah berpulang pada 21 Maret 2021 di usianya yang ke-67 tahun. Ketua Umum SBSI itu meninggal dunia akibat kanker yang dideritanya sejak beberapa tahun belakangan.
Baca juga: Profil Mendiang Muchtar Pakpahan, Tokoh Buruh yang Kerap Dipenjara di Era Soeharto
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.