JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah terus melakukan monitoring perkembangan kasus kematian akibat Covid-19.
Hal ini dilakukan agar pemerintah dapat mengambil langkah yang tepat dalam menekan angka kematian pasien Covid-19.
"Selain kasus aktif, pemerintah memonitoring perkembangan kasus kematian akibat Covid-19," ujar Wiku dikutip dari siaran pers Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Sabtu (13/2/2021).
Baca juga: Ketua Satgas: Keberhasilan PPKM Mikro Sudah Banyak, tapi Angka Kematian Masih Tinggi
Wiku menjelaskan, melihat grafik perkembangan kasus kematian, angka kematian meningkat cenderung tajam hingga 70 persen di bulan pertama pandemi.
Lalu pada Juli menuju Agustus 2020, kasus kematian sempat mengalami penurunan.
Namun pada Sepetember, kembali meningkat secara signifikan mencapai 46 persen atau 1.048 kasus.
"Peningkatan ini dikarenakan kontribusi adanya periode libur panjang 15-17 Agustus dan 20-23 Agustus 2020," tutur Wiku.
Meski demikian, kasus kematian kembali menurun pada Oktober dan November 2020. Akan tetapi, pada Desember 2020 hingga Januari 2021 angka kematian kembali naik.
Peningkatan ini juga seiring dengan adanya periode libur panjang Natal dan Tahun Baru.
Baca juga: Jokowi: Angka Kematian Pasien Covid-19 di Indonesia Masih Lebih Tinggi Dibanding Rata-rata Dunia
Wiku menyebut, dilihat dari sisi jumlah, ada 4.252 kematian akibat Covid-19 pada November 2020 hingga Januari 2021.
"Atau meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan Oktober 2020. Ini artinya bahwa terdapat implikasi kematian dari setiap event libur panjang," lanjut Wiku.
Sebagai perbandingan, pada bulan-bulan tanpa periode libur panjang, jumlah kematian rata-rata sebanyak 50-900 kasus.
Sementara pada bulan-bulan dengan libur panjang, jumlah kematian meningkat tajam mencapai 1000-2000 kasus.
Baca juga: Satgas: Angka Kematian akibat Covid-19 Meningkat di Bulan-bulan Libur Panjang
Oleh karenanya, masyarakat dan pemerintah daerah diminta belajar lebih bijaksana lagi dalam mengambil keputusan.
"Dan jangan sampai keputusan yang diambil membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain," tegas Wiku.
"Bayangkan dalam 1 bulan, kita bisa kehilangan lebih dari 1000 nyawa hanya karena memilih melakukan perjalanan dan berlibur," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.