Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UI: Keamanan Vaksin Covid-19 Harus Dievaluasi

Kompas.com - 01/03/2021, 16:38 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI) Retnosari Andradjati menilai, keamanan vaksin Covid-19 harus dievaluasi. Sebab, vaksin Covid-19 merupakan vaksin baru.

"Keamanan vaksin baru seperti vaksin Covid-19 ini masih perlu dievaluasi lebih lanjut guna meminimalisasi efek samping atau reaksi yang dirasakan pasien," ujar Retno, saat Kuliah Perdana Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 FF UI, dikutip dari siaran pers UI, Senin (1/3/2021).

Baca juga: Menkes Sebut Vaksin Pemerintah Ada 4: Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax

Retno mengatakan, setiap vaksin baru harus melalui evaluasi keamanan vaksin agar dapat mengetahui reaksi produk vaksin serupa (vaccine product-related reactions) dan reaksi terkait cacat kualitas vaksin (vaccine quality defect-related reactions).

Bahkan, kata dia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan untuk melakukan pemantauan pasca-otorisasi.

Pemantauan tersebut berupa pengawasan dan pemantauan keselamatan (safety surveillance and monitoring).

Baca juga: BPOM dan Kemenkes Bakal Kaji Keamanan Vaksin Covid-19 Buatan Pfizer

Ia mengatakan, pengawasan dan pemantauan meliputi reaksi serius, anaphylaxis dan reaksi alergi serius lainnya (Bell’s palsy).

Kemudian, kasus sindrom inflamasi multisistem setelah vaksinasi dan kasus Covid-19 setelah vaksinasi yang mengakibatkan hospitalisasi atau kematian.

“Peran vaccine safety surveillance selama pengenalan vaksin Covid-19 adalah untuk memfasilitasi deteksi dini, investigasi dan analisis kejadian merugikan pasca-imunisasi dan kejadian merugikan kepentingan khusus untuk memastikan respons yang tepat dan cepat,” kata Retno.

Baca juga: Kemenkes Sebut Jadwal Jadi Masalah Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Lansia

Retno mengatakan, vaksinasi secara umum dapat menimbukan reaksi hipersensitivitas atau reaksi imun yang dipicu oleh antigen atau alergen.

Antara lain reaksi alergi dan syok anafilaksis, mengaktifkan komplemen yang dapat merusak sel dan memicu trombositopenia, anemia hemolitik otoimun, dan neutropenia otoimun.

Adapun pemerintah sudah memulai vaksinasi Covid-19 sejak 13 Januari 2021 secara bertahap di 34 provinsi.

Vaksin tersebut diprioritaskan bagi tenaga kesehatan dan petugas publik, serta kelompok dalam keadaan tertentu seperti lansia.

Baca juga: Keadilan dan Keamanan Vaksin untuk Seluruh Rakyat Indonesia

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, vaksin Covid-19 sejauh ini belum memberikan efek samping kepada para penerimanya.

Pemerintah telah memberikan vaksinasi terhadap lebih dari 1 juta orang.

"Kami sudah melakukan vaksinasi sebanyak 1 juta vaksinator, vaksinasi, dan belum ada efek samping dari vaksin tersebut," kata Dante.

"Kami akan melakukan percepatan vaskinasi sehingga 70 persen dari total penduduk kita 181,6 juta akan tervaksinasi dalam kurun waktu 12 bulan seperti yang ditargetkan," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com