JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Pusat (PP) Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) khawatir, permasalahan sampah di Tanah Air akan menjadi beban tersendiri bagi generasi masa depan.
Hal itu tak lepas dari buruknya penanganan sampah di Indonesia selama ini.
"Berdasarkan data Kementerian LHK, timbunan sampah pada tahun 2020 sekitar 67,8 juta ton. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah akan menjadi persoalan besar bagi generasi masa depan. Pencemaran Ekosistem darat dan air akan menjadi ancaman kesehatan manusia," ujar Ketua PP GMKI Jefri Gultom dalam keterangan tertulis, Senin (22/2/2021).
Jefri merinci, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2008 menunjukkan, 72 persen masyarakat di Indonesia ternyata tidak memiliki kepeduliaan terhadap sampah.
Sedangkan, data Kementerian Lingkungan Hidup (LHK) pada 2020 menjabarkan, bahwa 30 persen sampah di Indonesia tidak terangkut dan berdampak terhadap pencemaran lingkungan.
Baca juga: KBRI London Gelar Webinar Peringati Hari Peduli Sampah Nasional
Menurutnya, data tersebut memperlihatkan secara kultural masyarakat Indonesia belum memiliki kesadaran penuh terhadap sampah berikut dampaknya.
"GMKI meminta pemerintah membatasi pemakaian plastik, melakukan percepatan peningkatan kapasitas TPA serta percepatan teknologi pengelolaan sampah menjadi energi listrik di beberapa kota," tegas Jefri.
Presiden Joko Widodo sendiri pada 2019 telah mengintruksikan percepatan pembangunan infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di 12 kota di Indonesia.
Jefri juga mengungkap nilai investasi pembangunan 12 PLTSa tersebut dengan rincian, PLTSa Surabaya bertenaga 10 MW dengan nilai investasi 49,86 juta dollar AS, PLTSa Bekasi bertenaga 9 MW nilai investasi 120 juta dollar AS, PLTSa Denpasar bertenaga 20 MW nilai investasi120 juta dollar AS, PLTSa Jakarta bertenaga 38 MW nilai investasi 345,8 juta dollar AS dan PLTSa Bandung bertenaga 29 MW investasi 245 juta dollar AS.
Selanjutnya, PLTSa Surakarta bertenaga 10 MW, PLTSa Palembang bertenaga 20 MW, dan PLTSa Denpasar bertenaga 20 MW dengan total nilai investasi sebesar 297,82 juta dollar AS.
Baca juga: Lewat Manajemen Pengelolaan dan Pengendalian Sampah, Pemkot Semarang Upayakan Atasi Banjir
Terkait dengan pembangunan tersebut, pihaknya mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan sampah.
"Pemerintah pusat maupun daerah harus lebih serius dan progresif mewujudkan energi bersih serta meningkatkan alokasi anggaran intensif untuk pengelolaan sampah di beberapa kota," imbuh Jefri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.