KILAS

Kilas Daerah Semarang

Lewat Manajemen Pengelolaan dan Pengendalian Sampah, Pemkot Semarang Upayakan Atasi Banjir

Kompas.com - 22/02/2021, 08:57 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, ancaman banjir dan rob bukan hanya disebabkan kondisi alam, namun juga perilaku manusia dalam menjaga lingkungan.

Untuk itu, yang dilakukan Pemeringah Kota (Pemkot) Semarang salah satunya adalah melakukan manajemen pengelolaan dan pengendalian sampah.

Dia mengatakan itu, dalam diskusi virtual bertajuk Politik Hijau PDI Perjuangan (PDIP) yang ditayangkan secara langsung dari kanal Youtube resmi @pdiperjuangan dan akun facebook @pdiperjuangan, Sabtu (20/2/2021).

Wali Kota yang akrab disapa Hendi ini mengatakan, sejak 2018 hingga 2020, setiap tahun volume sampah yang diolah Pemkot Semarang terus meningkat, dari 850 ton sampah per hari pada 2018 menjadi 1200 ton sampah per hari sekarang.

Baca juga: Desa di Kabupaten Semarang Punya Aplikasi untuk Pantau Pasien Covid-19 Tiap Rumah

Hendi menyebut, 62 persen dari sampah tersebut berjenis sampah organik, dan sisanya adalah non organik seperti plastik. Semuanya diolah di tempat pemrosesan akhir (TPA) Jatibarang, Semarang.

"Diprediksi jumlah sampah ini akan terus meningkat seiring peningkatan perekonomian dan lain sebagainya," katanya dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Minggu (21/2/2021).

Hendi mengatakan, untuk mengupayakan pengendalian sampah, Pemkot Semarang menerapkan kebijakan “WaterFront City” yang berarti menjaga agar sungai bersih dari sampah.

Tak hanya itu, wali kota yang merupakan kader dari PDIP tersebut juga mengeluarkan peraturan tentang pengendalian penggunaan plastik.

Baca juga: Jalur Rel Kereta Api Semarang Tawang Alastua Masih Terendam Genangan Air

Pada kesempatan itu, Hendi menunjukkan foto tentang perbedaan Kali Semarang sebelum dan sesudah kebijakan itu. Ada pula gambar masjid yang terletak di pinggir Kali Mberok, Kota Semarang, sebelum dan sesudah kebijakan itu dilaksanakan.

Terkait pengelolaan sampah, Hendi menyatakan, pihaknya telah melakukan upaya pengolahan limbah sampah menjadi energi listrik dan gas.

Sebagian limbah tersebut dijadikan bata ecobrick dan aspal plastik yang dimanfaatkan sebagai bahan pembangunan sejumlah proyek di Kota Semarang.

"Kami juga menggiatkan bank sampah yang tersebar di 177 kelurahan," ujar Hendi.

Bukan sekadar pengelolaan sampah, Hendi mengaku Politik Hijau Kota Semarang juga menyasar menjadi green city.

Baca juga: Banjir di Kaligawe Semarang, Ganjar Minta Pompa Portabel Ditambah

Selain mengeluarkan peraturan tentang bagunan gedung hijau, Hendi mengaku, pihaknya mengarah ke pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (panas matahari), bayu (angin), dan hidro (air).

Hendi mengaku dirinya tak bisa melakukan semua itu tanpa dukungan dari partainya, PDIP. Dia dan kepala daerah PDIP lainnya sejak awal memang selalu diingatkan dan ditanamkan nilai bahwa berpolitik bukan sekedar memenangkan pemilihan.

"Namun bagaimana politik itu harus meningkatkan kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat yang salah satunya menjaga kualitas lingkungan," tegas Hendi.

Adapun, politik hijau turut menjadi bahasan dalam diskusi tersebut. Jargon ini disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menekankan pentingnya mencintai lingkungan sejak 2005 hingga sekarang.

Baca juga: Perpustakaan Warak Kayu Semarang Masuk Nominasi Building of The Year 2021

Pada kesempatan itu, diwakili tiga generasi Sekretaris jenderal PDIP, Tjahjo Kumolo, Pramono Anung Wibowo, dan Hasto Kristiyanto, diakui bahwa pemikiran Megawati mengenai politik hijau bertujuan menjaga lingkungan alam dan lingkungan hidup Indonesia.


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com