Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Banyak Kasus Covid-19 yang Tercatat Bukan Karena Hasil Perburuan 3T

Kompas.com - 19/02/2021, 17:06 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, banyak kasus Covid-19 di Tanah Air yang tercatat bukan karena hasil perburuan melalui 3T (tracing, testing, treatment).

Menurut dia, banyak kasus yang ditemukan justru diketahui pada saat masyarakat melakukan pengecekan guna mendapatkan surat keterangan bebas Covid-19 sebagai syarat untuk melakukan perjalanan.

"Pak Menkes sudah menyampaikan, ternyata beberapa daerah yang sudah melakukan 3T yang sudah di atas standard WHO, ternyata yang dikumpulkan itu ya orang yang mau bepergian kemudian swab. Itu dimasukkan juga, bukan betul-betul hasil perburuan kasus," kata Muhadjir saat menjadi pembicara webinar di UMS Solo, Jumat (19/2/2021).

Ia mengatakan, upaya penelusuran kasus Covid-19 dengan metode itu perlu dikoreksi. Tracing harus dilakukan secara tepat untuk mengetahui di mana lokasi penularan dan siapa saja yang tertular. 

Mantan Menteri Pendidikan itu menambahkan, apabila saat ini kasus Covid-19 dirasa meningkat, hal tersebut bukan karena kasusnya yang terus bertambah karena adanya sebaran baru.

Justru hal tersebut karena banyak kasus yang sebelumnya tidak terungkap kini telah diketahui.

"Sebetulnya sekarang, seandainya kasus semakin naik, itu bukan karena memang kasusnya naik tetapi kasus yang terungkaplah semakin banyak. Kasus yang selama ini laten, sekarang ter-manifes karena adanya tracing yang dilakukan secara intensif," ujar dia.

Baca juga: Ini Link dan Cara Mendaftar Vaksinasi Covid-19 Lansia

Oleh karena itu, kata dia, jumlah tracer atau orang yang melakukan tracing perlu ditingkatkan agar dapat mengungkap lebih banyak lagi kasus Covid-19 yang tidak terungkap.

Menteri Kesehatan, kata dia, saat ini sudah melakukan rekrutmen tenaga tracer secara masif.

Sebab sejak awal, jumlah tenaga tracer yang dimiliki Indonesia tidak sampai 5.000 orang.

"Hanya 4.600 itu pun yang sekitar 1.600 ada di DKI Jakarta, padahal menurut standard WHO tracer-tracer itu, untuk 3 tracer ambil 100.000 penduduk," ujar Muhadjir.

"Kalau penduduk kita menurut BPS tahun 2020, 271 juta lebih maka mestinya kita butuh tracer sekitar 100.000," kata dia.

Ia mencontohkan India yang kasusnya mengalami penurunan drastis setelah mereka merekrut tenaga tracer secara besar-besaran.

Dengan demikian, ia pun menilai bahwa melakukan tracing lebih penting dan disejajarkan pelaksanaannya dengan penerapan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).

"Menurut saya ini adalah pilihan yang tepat kalau kita menyeimbangkan, mengintensifkan dua-duanya baik 3M yang merupakan kewajiban masyarakat untuk mematuhi dan 3T yang merupakan tugas pemerintah melalui Satgas untuk melakukan pengejaran kasus Covid-19," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com