Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas: PPKM Landaikan Kasus Harian Covid-19, tetapi Belum Cukup Turunkan Penularan

Kompas.com - 04/02/2021, 18:53 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memberi dampak terhadap melandainya kasus aktif Covid-19 secara harian.

Namun, PPKM belum cukup untuk menurunkan penularan Covid-19 di tengah masyarakat.

"Menimbang temuan-temuan (data hasil PPKM), kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa PPKM selama dua pekan terakhir memberikan dampak pada melandainya kasus aktif harian," ujar Wiku dalam konferensi pers daring yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/2/2021).

"Akan tetapi, dampak ini belum cukup untuk menurunkan penularan di tengah masyarakat," kata dia.

Baca juga: PPKM di Tangerang Efektif atau Tidak, Dinkes: Fluktuatif, meski Ada Naik Sedikit

Adapun pengertian kasus aktif Covid-19 adalah individu yang dinyatakan positif terpapar virus corona, baik yang menjalani perawatan di rumah sakit (RS) maupun melakukan isolasi mandiri di rumah.

Oleh karena itu, kata Wiku, Satgas mengharapkan pelaksanaan PPKM yang masih terus berlangsung ini bisa dilakukan dengan lebih efektif dan disiplin.

"Agar bisa menurunkan penularan di tengah masyarakat. Cara terbaik untuk memastikan kebijakan ini adalah dengan pembatasan mobilitas dan penegakan disiplin protokol kesehatan yang tegas," ucap dia. 

Lebih lanjut Wiku memaparkan acuan data yang digunakan Satgas dalam menarik kesimpulan bahwa PPKM mampu melandaikan kasus aktif harian tetapi belum bisa menekan penularan Covid-19.

Baca juga: PPKM Tak Efektif, Ketua DPRD DKI: Gara-gara Warga Luar Jakarta

Menurut dia, persentase kasus aktif harian selama periode PPKM pada dua pekan terakhir masih menunjukkan tren yang fluktuatif tetapi cenderung stagnan.

"Pada dua pekan pertama Januari, yakni sebelum pembatasan diberlakukan, selisih persentase kasus aktif adalah 1,76 persen," ucap Wiku.

"Sedangkan pada dua pekan periode PPKM selisih persentase kasus aktif adalah 45 persen. Hal ini menandakan bahwa selama periode dua pekan PPKM ini perkembangan kasus aktif cenderung lebih melandai dibandingkan periode sebelumnya," kata dia. 

Kemudian, jika dilihat pada perkembangan tren keterisian tempat tidur ruang isolasi di RS rujukan Covid-19 secara nasional, terjadi penurunan persentase keterisian yang cukup besar sejak awal pelaksanaan PPKM hingga pada akhir pekan kedua pada 31 Januari lalu.

Selisih penurunan keterisian tempat tidur ruang isolasi pada dua pekan pertama januari adalah sebesar 0,72 persen.

Sementara itu, setelah pelaksanaan PPKM,terjadi selisih penurunan yang jauh lebih besar yakni 8,1 persen.

Baca juga: Dukung PPKM Skala Mikro, Kapolri Terbitkan Telegram Baru

Wiku menyebut, selisih penurunan angka ini hampir 12 kali lipat dari selisih sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com