JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memberi dampak terhadap melandainya kasus aktif Covid-19 secara harian.
Namun, PPKM belum cukup untuk menurunkan penularan Covid-19 di tengah masyarakat.
"Menimbang temuan-temuan (data hasil PPKM), kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa PPKM selama dua pekan terakhir memberikan dampak pada melandainya kasus aktif harian," ujar Wiku dalam konferensi pers daring yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (4/2/2021).
"Akan tetapi, dampak ini belum cukup untuk menurunkan penularan di tengah masyarakat," kata dia.
Baca juga: PPKM di Tangerang Efektif atau Tidak, Dinkes: Fluktuatif, meski Ada Naik Sedikit
Adapun pengertian kasus aktif Covid-19 adalah individu yang dinyatakan positif terpapar virus corona, baik yang menjalani perawatan di rumah sakit (RS) maupun melakukan isolasi mandiri di rumah.
Oleh karena itu, kata Wiku, Satgas mengharapkan pelaksanaan PPKM yang masih terus berlangsung ini bisa dilakukan dengan lebih efektif dan disiplin.
"Agar bisa menurunkan penularan di tengah masyarakat. Cara terbaik untuk memastikan kebijakan ini adalah dengan pembatasan mobilitas dan penegakan disiplin protokol kesehatan yang tegas," ucap dia.
Lebih lanjut Wiku memaparkan acuan data yang digunakan Satgas dalam menarik kesimpulan bahwa PPKM mampu melandaikan kasus aktif harian tetapi belum bisa menekan penularan Covid-19.
Baca juga: PPKM Tak Efektif, Ketua DPRD DKI: Gara-gara Warga Luar Jakarta
Menurut dia, persentase kasus aktif harian selama periode PPKM pada dua pekan terakhir masih menunjukkan tren yang fluktuatif tetapi cenderung stagnan.
"Pada dua pekan pertama Januari, yakni sebelum pembatasan diberlakukan, selisih persentase kasus aktif adalah 1,76 persen," ucap Wiku.
"Sedangkan pada dua pekan periode PPKM selisih persentase kasus aktif adalah 45 persen. Hal ini menandakan bahwa selama periode dua pekan PPKM ini perkembangan kasus aktif cenderung lebih melandai dibandingkan periode sebelumnya," kata dia.
Kemudian, jika dilihat pada perkembangan tren keterisian tempat tidur ruang isolasi di RS rujukan Covid-19 secara nasional, terjadi penurunan persentase keterisian yang cukup besar sejak awal pelaksanaan PPKM hingga pada akhir pekan kedua pada 31 Januari lalu.
Selisih penurunan keterisian tempat tidur ruang isolasi pada dua pekan pertama januari adalah sebesar 0,72 persen.
Sementara itu, setelah pelaksanaan PPKM,terjadi selisih penurunan yang jauh lebih besar yakni 8,1 persen.
Baca juga: Dukung PPKM Skala Mikro, Kapolri Terbitkan Telegram Baru
Wiku menyebut, selisih penurunan angka ini hampir 12 kali lipat dari selisih sebelumnya.
"Selanjutnya dilihat dari perkembangan tren keterisian tempat tidur di ruang ICU maka terdapat sedikit perbedaan dari dua indikator tadi," ujar dia.
Keterisian tempat tidur di ruang ICU memperlihatkan tren yang cukup stagnan selama bulan Januari.
Kemudian, sempat meningkat tajam pada pekan pertama pelaksanaan pembatasan PPKM. Pada akhirnya, keterisian tempat tidur turun perlahan di pekan kedua.
"Peningkatan tajam terjadi pada hari kesembilan pelaksanaan PPKM yakni mencapai 69,19 persen. Angka ini kemudian kembali menurun sebeser 6,23 persen hingga berada di angka 62,96 persen pada akhir pekan kedua pelaksanaan PPKM," ujar Wiku.
Dengan demikian, data menunjukkan bahwa intervensi pemerintah dalam menambah tempat tidur di ruang isolasi dan ruang ICU RS rujukan cukup berhasil dalam menurunkan angka keterisian tempat tidur.
"Namun, kita tidak berpuas diri dalam keadaan menurunnya keterisian ini, mengingat kasus aktif harian belum menurun. Hanya menunjukkan pelandaian," kata Wiku.
Baca juga: Dishub DKI: Volume Kendaraan dan Jumlah Penumpang Angkutan Umum Meningkat Selama PPKM
Jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air masih terus bertambah banyak setiap harinya.
Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada Kamis (4/2/2021) hingga pukul 12.00 WIB menunjukkan, dalam 24 jam terakhir ada 11.434 kasus baru Covid-19 di Tanah Air.
Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 1.123.105 kasus.
Dari jumlah tersebut tercatat ada sebanyak 174.798 kasus aktif Covid-19.
Jumlah tersebut setara 15,6 persen dari total jumlah kasus Covid-19 yang terkonfirmasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.