JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengaku bersyukur karena seluruh pimpinan dan kader partai menolak adanya gerakan yang ingin mengambil alih kekuasaan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
"Kami sungguh bersyukur karena hakikatnya semua pemimpin dan kader Demokrat menolak dengan tegas, segala niat, upaya dan gerakan untuk mendongkel kepemimpinan Partai Demokrat yang sah," kata Herzaky dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (2/2/2021).
Tak sampai di situ, seluruh pimpinan partai Demokrat di daerah juga mengaku akan setia terhadap partai.
Hal tersebut ditunjukkan melalui surat pernyataan setia dan tekad yang telah diterima pengurus pusat.
Baca juga: Ini 5 Nama yang Disebut Terlibat Kudeta di Tubuh Partai Demokrat
Ia membeberkan, pengurus sudah menerima surat pernyataan tersebut dari seluruh pimpinan di tingkat daerah dan cabang di seluruh Indonesia.
"Kami pun telah menerima surat pernyataan kesetiaan dan kebulatan tekad, dari seluruh pimpinan di tingkat daerah dan cabang di seluruh Indonesia, untuk tunduk dan patuh kepada Partai Demokrat dan kepemimpinan hasil Kongres V Partai Demokrat yang sah," ungkap Herzaky.
Dengan kata lain, surat pernyataan tersebut telah mewakili kesetiaan dan tekad bulat seluruh pimpinan partai untuk menumpas gerakan "kudeta" Partai Demokrat.
"Insya Allah, gerakan ini dapat ditumpas oleh kesetiaan dan kebulatan tekad seluruh pimpinan, baik di tingkat pusat maupun daerah dan cabang, serta para kader Demokrat lainnya di berbagai wilayah," tambahnya.
Baca juga: Nazaruddin, Korupsi hingga Kudeta di Partai Demokrat
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyebut, ada mantan kader dan kader Partai Demokrat yang terlibat dalam upaya mengambil alih posisi Ketua Umum Partai Demokrat secara paksa.
AHY mengatakan, salah satu mantan kader yang dimaksud sudah dipecat dari Partai Demokrat pada 9 tahun yang lalu karena terlibat kasus korupsi.
"Satu mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan satu mantan kader yang keluar dari partai 3 tahun lalu," kata AHY dalam konferensi pers yang ditayangkan akun YouTube Agus Yudhoyono, Senin (1/2/2021)
Agus mengatakan, pelaku gerakan tersebut terdiri dari lima orang.
Baca juga: Singgung Pertemuan di Hotel, Politisi Demokrat Sebut Ada Gerakan Terstruktur dan Sistematis
Selain dua orang mantan kader di atas, AHY menyebut ada 1 kader aktif Partai Demokrat dan 1 kader Partai Demokrat yang sudah 6 tahun tidak aktif yang turut terlibat.
"Sedangkan yang nonkader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan yang, sekali lagi, sedang kami mintakan konfimasi dan klarifikasinya kepada Presiden Joko Widodo," kata Agus.
AHY mengaku telah menerima aduan dari para kader Partai Demokrat di tingkat pusat, daerah, maupun cabang, terkait gerakan tersebut.
Ia mengatakan, para kader dihubungi dan diajak untuk mengganti ketua umum Partai Demokrat melalui mekanisme kongres luar biasa (KLB).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.