Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE: Dalam 2 Hari, 863 Orang di Indonesia Meninggal akibat Covid-19

Kompas.com - 29/01/2021, 07:36 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka kematian akibat Covid-19 kian memprihatinkan. Dalam dua hari, sebanyak 863 pasien meninggal akibat penyakit ini. 

Rinciannya, pada Rabu (27/1/2021) ada 387 kasus kematian dan 476 pasien yang meninggal. Dua hari itu menjadi angka kematian tertinggi. Total 29.331 orang meninggal karena virus Sars-Cov-2 penyebab Covid-19. 

Di sisi lain, Kasus harian Covid-19 di Indonesia rata-rata mulai rutin di atas 10.000 kasus.

Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat hingga Kamis (29/1/2021), ada 1.037.993 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Jumlah itu didapatkan setelah dalam 24 terakhir kemarin, terjadi penambahan 13.695 kasus Covid-19.

Dari total jumlah tersebut, ada 166.540 kasus aktif dari yang terkonfirmasi positif, berdasarkan data Satgas Covid-19.

Kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan.

Dalam data yang sama, sebanyak 13.695 kasus baru Covid-19 ini didapatkan dari pemeriksaan 87.280 spesimen dari 54.114 orang yang diambil sampelnya dalam periode 26 hingga 27 Januari 2021.

Secara kumulatif, jumlah spesimen yang telah diperiksa yaitu 9.046.675 dari 6.032.242 orang yang diambil sampelnya.

Sementara itu, pasien yang dinyatakan sembuh mengalami penambahan 10.792 orang.

Dengan demikian, total pasien yang sembuh dari Covid-19 berjumlah 842.122 orang.

Kasus baru Covid-19 ini tersebar di 33 provinsi. Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus tertinggi yaitu sebanyak 4.532 kasus baru.

Menyusul DKI Jakarta sebanyak 2.889 kasus baru, Jawa Tengah sebanyak 1.507 kasus baru, Jawa Timur sebanyak 1.022 kasus baru dan Sulawesi Selatan sebanyak 679 kasus baru.

Tak terkendali

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, angka kematian yang tinggi disebabkan penularan Covid-19 yang tidak terkendali di tengah masyarakat.

Ia mengatakan, jumlah kematian tersebut bukan nilai yang abstrak, tetapi ada terdapat jiwa manusia yang sangat berharga.

"Di balik setiap angka kematian tersebut terdapat jiwa yang sangat berharga dan bisa jadi mereka adalah orang yang kita sayangi," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/1/2021).

Wiku mengingatkan, saat ini jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sudah melewati satu juta. Angka ini akan terus bertambah drastis.

Untuk itu, ia meminta berbagai pihak fokus pada penurunan kasus aktif atau orang yang masih terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Satgas Minta Berbagai Pihak Fokus Turunkan Jumlah Kasus Aktif Covid-19

"Saya ingin kita tidak melupakan fokus pada penurunan angka kasus aktif atau jumlah orang yang sakit," ujar Wiku. 

Wiku menekankan, dengan menekan kasus aktif, maka jumlah pasien sembuh akan meningkat dengan demikian angka kematian menurun.

Ia mengingatkan, perjuangan melawan Covid-19 belum berakhir. Pemerintah dan masyarakat punya pekerjaan rumah yang harus dikerjakan bersama-sama.

"Sinergi antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menekan laju penularan virus Covid-19 sampai Indonesia dinyatakan sukses mengendalikan wabah ini," kata Wiku.

Tak jamin Covid-19 berakhir

Di samping itu, Wiku mengatakan, tidak ada ahli yang dapat menjamin pandemi sekalipun kekebalan imunitas atau herd immunity tercapai melalui vaksinasi.

Ia menjelaskan, tercapainya kekebalan komunitas dipengaruhi beberapa faktor.

Mulai dari tingkat penularan penyakit, efektivitas vaksin, cakupan vaksinasi, hingga lama imunitas bertahan di suatu populasi atau masyarakat.

Sementara, hingga saat ini belum diketahui seberapa lama imun atau kekebalan yang ditimbulkan vaksin Covid-19 dapat bertahan di suatu populasi.

Kendati demikian, masyarakat harus tetap optimistis dengan turut menyukseskan program vaksinasi.

Ia menekankan, peran satu orang dalam vaksinasi sangat berdampak pada pembentukan kekebalan komunitas.

Baca juga: Satgas: Kekebalan Komunitas Dicapai dengan Vaksinasi, Bukan Penularan Tak Terkendali

"Yakin bahwa semakin banyak yang divaksinasi, maka risiko penularannya akan semakin kecil," ucapnya.

Lebih lanjut, Wiku mengatakan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menegaskan kekebalan imunitas seharusnya dapat dicapai melalui vaksinasi, bukan dengan pembiaran penyakit menyebar secara tidak terkendali.

Untuk itu, ia mengatakan, selain program vaksinasi, masyarakat harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Penentuan tercapainya kekebalan komunitas ada di tangan kita," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com