JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meninjau sejumlah lokasi yang terdampak banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel), Senin (18/1/2021).
Ia mengatakan, banjir kali ini merupakan yang terbesar dalam puluhan tahun terakhir.
"Ini adalah sebuah banjir besar yang mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan," kata Jokowi, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin.
Jokowi menyebut, curah hujan yang sangat tinggi selama hampir 10 hari berturut-turut menyebabkan volume air di Sungai Barito meluap.
Biasanya, sungai tersebut mampu menampung 230 juta meter kubik. Sementara, saat ini volume air yang masuk mencapai 2,1 miliar meter kubik.
"Sehingga memang meluap di 10 kabupaten dan kota," ujar Jokowi.
Baca juga: Tiba di Kalsel, Jokowi Tinjau Sungai Martapura dari Jembatan Pekauman
Untuk menangani bencana ini, Jokowi telah menginstruksikan tiga hal. Pertama, perbaikan infrastruktur yang rusak.
Jokowi mengatakan, ada sejumlah infrastruktur, seperti jembatan Mataraman, yang rusak karena diterjang banjir.
Terkait hal ini, Presiden meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono untuk melakukan perbaikan dalam tiga hingga empat hari. Dengan demikian, mobilitas distribusi barang diharapkan tidak terganggu.
Instruksi kedua berkaitan dengan evakuasi warga terdampak. Menurut Jokowi, sejauh ini evakuasi warga di lapangan sudah tertangani dengan baik.
Instruksi ketiga yakni terkait distribusi logistik. Jokowi mengingatkan, jumlah pengungsi yang terdampak banjir hampir mencapai 20.000 jiwa. Oleh karenanya, logistik harus dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan semua warga.
"Tiga hal tadi yang penting untuk kita lihat sehingga kekurangan-kekurangan yang ada bisa dibantu oleh pemerintah pusat selain juga dari logistik yang ada di pemerintah provinsi, kabupaten dan kota," ucap Jokowi.
Baca juga: Gubernur Kalsel Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir
Jokowi pun menyampaikan dukacita mendalam bagi para korban yang meninggal dunia akibat bencana ini.
"Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran dan keikhlasan," tutur dia.
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor sejak Jumat (15/1/2021) telah menaikkan status siaga darurat menjadi tanggap darurat.
"Sehubungan hal tersebut, saya atas nama Pemerintah Provinsi Kalsel dengan ini menyatakan bahwa kejadian yang dimaksud bencana alam menerapkan status siaga," ujar Sahbirin, dalam keterangan yang diterima, Jumat.
"Untuk darurat bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gelombang pasang menjadi status tanggap darurat," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.