Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir Sebut Vaksinasi Upaya Lindungi Tenaga Kesehatan

Kompas.com - 05/01/2021, 19:23 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Reisa Brotoasmoro menyebut, perlindungan kepada tenaga kesehatan merupakan hal yang wajib dan harus dilakukan oleh semua negara di dunia.

Menurut dia, hal ini juga sudah sesuai dengan apa yang disampaikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kesehatan.

Ia mengatakan, perlindungan tenaga kesehatan sangat beralasan mengingat sudah ada lebih dari 500 tenaga kesehatan yang gugur selama 10 bulan pandemi di Indonesia.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta soal Vaksinasi Covid-19, dari Sasarannya hingga Ancaman Denda Rp 5 Juta

"Hilangnya tenaga kesehatan ini dinilai sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan sistem kesehatan dalam negeri terancam kolaps," kata Reisa dalam keterangan tertulis di situs BNPB, Selasa (5/1/2021).

Padahal, lanjutnya, untuk melahirkan seorang tenaga kesehatan butuh 4 sampai 7 tahun.

Di sisi lain, ada lebih dari 100.000 pasien Covid-19 sedang menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Untuk itu, Reisa berpesan kepada tenaga kesehatan juga wajib memelihara kesehatannya termasuk melindungi keselamatan teman sejawat.

"Melindungi diri kita dengan cara mendapatkan vaksinasi adalah kesadaran profesional dan melindungi teman sejawat, pasien, bahkan keluarga kita adalah kewajiban moral," jelasnya.

Ia juga menyinggung soal keamanan vaksin. Reisa meyakini bahwa para guru-guru tenaga kesehatan yang berpengalaman puluhan tahun telah mendampingi proses pengkajian vaksin.

Tentunya, apabila vaksin sudah masuk uji klinis fase tiga. Menurutnya, hal itu sudah berarti vaksin sudah lulus uji klinis fase 1 dan 2.

Baca juga: Ini Proses Verifikasi Penerima Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama di Jakarta

"Dan yang saat ini sedang kita tunggu ialah efikasi, dimana efikasi adalah persentase penurunan kejadian penyakit pada kelompok orang yang divaksinasi," lanjutnya.

Reisa menambahkan, vaksin Sinovac berbasis inactivated virus atau virus yang tidak aktif.

Metode itu, kata dia, sudah dikenal selama ratusan tahun tepatnya sejak adanya vaksin rabies.

Ia berpendapat, metode itu terbukti manjur melindungi diri dan mengeradikasi penyakit menular. Salah satu buktinya adalah vaksin polio yang dibuat dengan metode tersebut.

"Bahkan Agustus tahun lalu, kita merayakan enyah polio dari Afrika. Dan kita, bangsa Indonesia berjasa besar dalam hal ini, karena vaksin dengan platform inactivated virus ini adalah buatan PT Bio Farma," ucap Reisa.

Oleh karena itu, ia berharap para tenaga kesehatan tidak perlu ragu ketika akan mengikuti vaksinasi.

Baca juga: Yakini Vaksinasi dapat Ubah DNA, Seorang Apoteker Rusak Ratusan Vaksin Covid-19

Dia menambahkan, berbagai bentuk perlindungan lain terhadap tenaga kesehatan telah dilakukan mulai dari memastikan tersedianya alat pelindung diri (APD), meningkatkan kemampuan teknis dan tersedianya informasi terkini penanganan Covid-19.

Sebelumnya, Pemerintah telah menutup tahun 2020 dengan mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19.

Reisa menyatakan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com