"Lalu juga bagaimana kurikulumnya menyesuaikan atau dikombinasikan. Jadi semua ini akan efektif kalau kondisinya adalah di data test positivity rate relatif memadai, setidaknya di kondisi moderat. Misalnya, paling tinggi 8 persen," kata Dicky.
"Jika di atas 8 persen itu tetap dipaksakan gelar tatap muka di tengah kondisi yang masih tinggi-tingginya ini, maka tidak hanya anak yang akan dirugikan. Tapi keluarga, guru, staf sekolah dan masyarakat sekitar dalam posisi yang rawan," sambung dia.
Baca juga: Sejauh Mana Sekolah Dasar Siap Tatap Muka? Ini Survei Kemendikbud
Diberitakan Kompas.com pada Senin (4/1/2021) beberapa sekolah telah menggelar pembelajaran tatap muka semester genap Tahun Ajaran (TA) 2020/2021.
Terkait pandemi Covid-19 yang masih terjadi, sistem belajar mengajar tatap muka itu pun dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Hari pertama sekolah tatap muka salah satunya terlihat digelar SMAN 1 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pembelajaran secara tatap muka terbatas di tengah pandemi Covid-19 pada semester genap TA 2020/2021 mulai dilaksanakan di wilayah NTB untuk sejumlah sekolah jenjang SMA, SMK, dan SLB dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.