Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alexander Aur
Dosen Filsafat Universitas Pelita Harapan

Pengajar filsafat pada Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Banten.

Natal, Momen Integratif Res Publica dan Res Sacra

Kompas.com - 24/12/2020, 19:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Oleh Alexander Aur*

BOLEH jadi dalam benak dan pemikiran dari sebagian kalangan penganut agama-agama, Yesus adalah Allah yang menjadi manusia merupakan sebuah “skandal” pemikiran.

Bagaimana mungkin Allah menjadi manusia? Bagaimana mungkin Yesus adalah sungguh Allah sekaligus sungguh manusia? Bagi sebagian penganut agama-agama yang percaya bahwa Allah mutlak transenden, yang maha dalam segala hal, tidak mungkin menjadi manusia.

Adalah tidak masuk akal bila manusia yang adalah ciptaan Allah tetapi kemudian Allah menjadi manusia. Tidak mungkin Allah sebagai pencipta sekaligus sebagai yang diciptakan.

Oleh karena itu, Yesus adalah sungguh Allah sekaligus sungguh manusia merupakan sebuah “skandal” pemikiran. Sulit bagi mereka menemukan rasionalitas keberadaan Yesus yang demikian.

Baca juga: Tradisi Natal dan Maknanya: Dari Pohon Natal sampai Pandemi

Sungguh bijaksana bila argumentasi mengenai “skandal” tersebut kita tempatkan sebagai sebuah perkara dalam pemikiran teologis.

Biarkan itu menjadi “pekerjaan” bagi para bijak-bestari dalam bidang teologi untuk memikirkannya secara mendalam dan seksama. Biarkan para teolog (pemikir teologi) membantu kita untuk memahami problem teologis dari “skandal” tersebut.

Lalu, apa perkara kita sebagai orang biasa yang bukan teolog? Perkara kita adalah berusaha memahami natalitas Yesus sebagai titik temu “yang kudus” (res sacra) dengan “yang publik” (res publica).

Dengan harapan bahwa, sembari berusaha memahami titik temu dua hal tersebut, dari usaha itu kita pun semakin mengerti bahwa “yang publik” dan “yang kudus” bukan merupakan dua hal yang diperlawankan satu sama lain, melainkan dua hal yang saling menunjang dan menjadi medan pergumulan konkret kita sebagai manusia biasa.

Dengan demikian, sikap konkret yang kita tunjukkan dalam hidup sehari-hari adalah bukan memilih salah satu dari kedua hal itu, melainkan menjalani keduanya sebagai cara berada manusia.

Akan tetapi yang tampak vulgar dewasa ini adalah mengambil sikap memilih salah satu dan menolak yang satu lagi. Memilih “yang publik” berarti menolak “yang kudus”.

Demikian pula sebaliknya, memilih “yang kudus” berarti menolak “yang publik”. Logika memilih seperti itu, dewasa ini menguat dalam cara beragama dalam kehidupan sehari-hari.

Bentuk konkret ekstrem dari logika tersebut tampak dalam fenomena pengkafiran oleh pihak yang satu terhadap pihak yang lain. Pihak yang mengkafirkan memilih “yang kudus”. Pihak yang dikafirkan berada pada posisi “yang publik”.

 

Fenomena itu kian akut setelah diselubungi oleh para pegiatnya dengan sentimen rasial.

Baca juga: 6 Cara Rayakan Natal Meski Hanya Seorang Diri

Momen integratif

Res publica” merujuk pada segala perkara keseharian dalam dunia. Mulai dari berbagai aktivitas harian manusia untuk tujuan survive (mempertahankan hidup) sampai berbagai aktivitas reflektif-intelektual sebagai pemaknaan atas aktivitas manusia dalam hidup sehari-hari (dunia keseharian).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com