Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengusaha Travel Bertahan di Masa Pandemi, Ubah "Group Tour" Jadi "Road Trip"

Kompas.com - 15/12/2020, 15:56 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha travel agent TX Travel Anton Thedy menceritakan bagaimana tetap bertahan menjalankan bisnisnya di masa pandemi.

Seperti diketahui, bisnis perjalanan dan pariwisata memang terdampak akibat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari sembilan bulan di Indonesia.

Merespons dampak Covid-19, Anton tak tinggal diam dan ikut terjerumus dalam kelesuan ekonomi. Namun, ia memilih untuk menerapkan perubahan secara keseluruhan di kantornya.

Baca juga: Polemik Vaksinasi Covid-19 Berbayar, Tak Capai Herd Immunity hingga Potensi Komersialisasi

Pertama, ia mengatakan bahwa kantornya telah mengajak orang untuk mengubah cara berwisata dari sebelumnya group tour menjadi road trip.

"Sejak bulan Juli, pada saat kami sudah boleh buka kantor, kami ubah itu secara keseluruhan. Misalnya group, namanya group pasti berkelompok bersama-sama, ada dua hingga enam orang digabung menjadi satu perjalanan. Itu kebiasaan lama. Kebiasaan baru, kita ubah istilah, bepergian bukan group tour tapi road trip," kata Anton dalam diskusi virtual bertajuk "Menerapkan Protokol Kesehatan Menjelang Liburan Akhir Tahun" Selasa (15/12/2020).

Anton menjelaskan, road trip merupakan istilah bagi wisatawan yang melakukan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi.

Liburan road trip, kata dia, wisatawan tidak akan bergabung menjadi satu dalam kendaraan yang sama. Dalam satu kendaraan tersebut, biasanya merupakan orang yang sudah dikenal atau keluarga.

"Nah, mereka dalam kendaraan masing-masing, lalu berkumpul di satu tujuan wisata. Saya ambil contoh, kami adakan ke Tanjung Lesung, begitu masuk, semua aktivitas ada di satu tempat di sana. Soal physical distancing tentu dapat dilakukan karena luasnya tempat," ujarnya.

Kedua, Anton telah mengubah skema pemesanan tiket dilayani secara online. Ia mengatakan, sejak Juli unit bisnisnya sudah tidak lagi mengizinkan orang atau tamu untuk datang ke kantornya memesan tiket perjalanan.

"Kami larang tamu datang sekarang, karena apa? Karena semua kini bisa dilakukan tanpa perlu datang. Pesan tiket, pesan hotel, kirim dokumen, semua sekarang tidak perlu datang lagi, bisa via online," tutur dia.

Baca juga: Sebelum Terkonfirmasi Positif Covid-19, Cawabup Kotim Sempat Konferensi Pers Bersama Gubernur Kalteng

Padahal, sebelum Covid-19 mewabah, semua tamu pasti datang ke kantor untuk memesan tiket perjalanan.

Bahkan, cerita Anton, dulu setiap hari bisa 100 orang yang datang ke kantornya. Kini, ia tidak mengizinkan tamu datang ke kantor untuk melakukan pemesanan.

"Sekarang mereka pesan pakai aplikasi seperti WhatsApp, atau pun chat kepada kami," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com