JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah memutuskan tak menanggung seluruh biaya vaksinasi Covid-19 dalam program vaksinasi massal.
Dari target 107 juta penduduk yang akan divaksin, hanya 30 persennya atau 32 juta orang yang akan mendapat vaksin secara gratis. Sisanya, sebanyak 70 persen atau 75 juta orang akan memperoleh vaksin dengan cara mandiri atau berbayar.
Pemerintah beralasan tak menanggung biaya seluruh masyarakat dalam program vaksinasi massal lantaran harus menghemat anggaran di pos lainnya dalam penanganan Covid-19.
Baca juga: Soal Vaksin Covid-19 Berbayar, KSP: Demi Keadilan
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penanganan Covid-19 tak hanya bertumpu pada vaksinasi.
"Fiskal kita kan masih diperlukan juga anggaran untuk RS, APD, layanan kesehatan lainnya," kata Nadia.
Ia mengatakan, seandainya seluruh biaya vaksinasi digratiskan, maka anggaran penanganan pandemi Covid-19 berpotensi membengkak. Sementara, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih minus.
Baca juga: Satgas Minta Tes Swab Covid-19 Dihemat, IDI: Tak Boleh jika untuk Contact Tracing
Rencana pemerintah yang tak menggratiskan vaksin Covid-19 bagi seluruh masyarakat yang menjadi target dinilai membawa dampak negatif.
Dampak negatif utama dari rencana tersebut ialah sulitnya Indonesia mencapai angka herd immunity (kekebalan kelompok) ketika program vaksinasi dimulai.
Padahal, herd immunity merupakan tujuan utama dari pelaksanaan program vaksinasi.
Baca juga: Mungkinkah Vaksin Covid-19 di Indonesia Gratis untuk Semua? Ini Jawaban Pemerintah
"Kalau ada harga berarti ada yang tidak mampu memenuhi harga. Kalau ada yang tidak mampu memenuhi harga, boleh jadi tidak mampu memenuhi ekspektasi minimal memenuhi herd immunity," kata Anggota Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra.
Dengan disuntikkannya vaksin ke masyarakat, diharapkan antibodi untuk menangkal virus corona muncul dan masyarakat tak saling menulari lagi.
Tanpa terbentuknya herd immunity maka wabah Covid-19 di Indonesia tak akan berakhir dan program vaksinasi akan sia-sia.
Baca juga: Saat Pemerintah Didesak untuk Gratiskan Vaksin Covid-19...