Sekitar 13 Oktober 2020, dokter yang menangani Unipah memastikan kondisinya sudah mulai stabil dan telah melewati masa kritis.
Akan tetapi, Unipah masih harus terus melakukan cuci darah tiga kali setiap minggu. Unipah juga harus menggunakan alat bantu di tenggorokan untuk membantunya bisa berbicara atau mengeluarkan suara.
Setelah mulai stabil, KBRI Riyadh kemudian mengurus Unipah bersama puluhan PMI lainnya yang kurang beruntung selama di Arab Saudi.
Baca juga: Indonesia Kecam Terulangnya Penyiksaan Pekerja Migran, Malaysia Diminta Awasi Ketat Majikan
"Ia pun dipulangkan oleh KBRI Riyadh bersama 44 WNI kurang beruntung lainnya dengan penerbangan Etihad Airways pada 6 Desember 2020," kata Agus.
Agus menambahkan, bahwa hampir seluruh PMI kurang beruntung tersebut didominasi pekerja yang tertipu oleh para calo di tanah air.
Menurutnya, para calo biasanya kerap menutup-nutupi kondisi di Arab Saudi. Tak hanya itu, para calo juga biasanya memberangkat PMI dengan melalui jalur ilegal, misalnya dengan menggunakan visa kunjungan, lalu dipekerjakan.
"Saya harap para WNI tidak termakan bujuk rayu tetangga, teman, saudara, apalagi orang yang baru kenal yang menjanjikan pekerjaan mudah dengan gaji melimpah di luar negeri, khususnya Arab Saudi," terang Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.