Unipah dipulangkan ke Indonesia setelah melewati masa kritis akibat mengalami komplikasi penyakit hipertensi, diabetes, gagal ginjal, bahkan sempat dinyatakan positif Covid-19.
Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menjelaskan, Unipah berhasil dipulangkan ke Indonesia setelah mengantongi exit permit dari Kantor Imigrasi Riyadh.
Unipah mendapat exit permit karena kondisinya yang sangat miris.
"Setelah melalui negosiasi yang cukup panjang, Unipah dibebaskan dari segala denda dan mendapatkan exit permit sehingga bisa dipulangkan ke Tanah Air," ujar Agus dalam keterangan tertulis, Kamis (10/12/2020).
Agus menjelaskan, pada awal Januari 2020, Unipah berhasil diselamatkan KBRI Riyadh usai ditelantarkan orang tak dikenal di depan toko "Cianjur", sekitar 3 kilometer dari KBRI Riyadh.
Saat itu, Unipah dilaporkan tengah dalam kondisi sangat parah. Petugas KBRI Riyadh yang mendatangi lokasi tersebut kemudian membawanya ke klinik terdekat.
Namun, klinik tersebut ternyata tak mampu menanganinya sehingga Unipah pun dirujuk ke RS King Saud Shumaesy.
Ketika mendapat perawatan di rumah sakit tersebut, Unipah ternyata divonis mengalami hipertensi, diabtes, dan gagal ginjal.
Akibat komplikasi ini, ia pun terpaksa melakukan cuci darah hingga tiga kali setiap pekannya.
Naas, karena RS King Saud Shumaesy saat itu fokus menangani pasien Covid-19, Unipah pun terpaksa dikeluarkan dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan oleh KBRI sejak 9 Juni 2020.
Tidak lama berada di shelter KBRI Riyadh, kondisi Unipah memburuk. KBRI Riyadh segera memeriksakannya ke klinik.
Saat melakukan cuci darah di klinik tersebut, Unipah mengalami tekanan darah tinggi hingga koma. Pihak klinik lalu merujuknya ke RS King Saud.
Karena overload, RS King Saud memindahkan Unipah ke RS Hammadi Suweidy pada 29 Juni 2020.
Belakangan juga diketahui, bahwa Unipah terpapar Covid-19. Tiga bulan berselang, Unipah telah dinyatakan sudah negatif Covid-19.
Sekitar 13 Oktober 2020, dokter yang menangani Unipah memastikan kondisinya sudah mulai stabil dan telah melewati masa kritis.
Akan tetapi, Unipah masih harus terus melakukan cuci darah tiga kali setiap minggu. Unipah juga harus menggunakan alat bantu di tenggorokan untuk membantunya bisa berbicara atau mengeluarkan suara.
Setelah mulai stabil, KBRI Riyadh kemudian mengurus Unipah bersama puluhan PMI lainnya yang kurang beruntung selama di Arab Saudi.
"Ia pun dipulangkan oleh KBRI Riyadh bersama 44 WNI kurang beruntung lainnya dengan penerbangan Etihad Airways pada 6 Desember 2020," kata Agus.
Agus menambahkan, bahwa hampir seluruh PMI kurang beruntung tersebut didominasi pekerja yang tertipu oleh para calo di tanah air.
Menurutnya, para calo biasanya kerap menutup-nutupi kondisi di Arab Saudi. Tak hanya itu, para calo juga biasanya memberangkat PMI dengan melalui jalur ilegal, misalnya dengan menggunakan visa kunjungan, lalu dipekerjakan.
"Saya harap para WNI tidak termakan bujuk rayu tetangga, teman, saudara, apalagi orang yang baru kenal yang menjanjikan pekerjaan mudah dengan gaji melimpah di luar negeri, khususnya Arab Saudi," terang Agus.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/10/13193351/berhasil-lalui-masa-kritis-dan-covid-19-unipah-pmi-di-arab-saudi-akhirnya