Dalam hal penanganan bahan nuklir dan zat radioaktif, Anhar menjelaskan, BATAN senantiasa memprioritaskan pada 3S yakni safety, security, dan safeguard.
Baca juga: Kenapa Batan Utamakan Produksi Radioisotop dari Radioaktif untuk Kesehatan?
“BATAN pun berhasil meraih penghargaan pada ajang Anugerah BAPETEN 2020, sebagai pengelola fasilitas nuklir, sumber radioaktif dan bahan nuklir, serta delapan unit kerja BATAN,” ujarnya.
Delapan unit tersebut adalah, Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA), Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT), Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG), Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN), dan Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir (PTBGN).
Kemudian, ada Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR), Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) dan Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) menerima anugerah dari BAPETEN dengan 13 kategori.
Baca juga: Ini Hasil Penggeledahan Rumah Warga di Batan Indah Terkait Radiasi Nuklir
Penghargaan di tingkat internasional
Tak hanya Nasional, Anhar mengungkapkan, di tingkat internasional BATAN berhasil memperpanjang penetapan sebagai Collaborating Centre (CC) dalam bidang Non-Destructive Investigation (NDI) oleh International Atomic Energy Agency (IAEA).
“Sebagai IAEA-CC, Indonesia sudah berhasil membantu Negara-negara di kawasan regional Asia dan Asia-Afrika untuk meningkatkan penguasaan teknologi nuklir,” imbuh Anhar.
Hal ini, kata dia, sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama Selatan-Selatan di bawah koordinasi IAEA.
“Pada tahun ini juga, BATAN memperoleh Achievement 2020 Excellent Research Team of The Year dari Forum for Nuclear Cooperation in Asia untuk kelompok Radiation Processing and Polymer Modification for Agriculture, Environment and Medical Application,” ucapnya.
Baca juga: Batan Bakal Bor Lahan Kosong Terpapar Radiasi Nuklir di Batan Indah
Dalam bidang pertanian ini, Anhar mengatakan, beberapa varietas unggul BATAN telah mendapat izin pelepasan dari Kementerian Pertanian (Kementan).
“Terdapat tiga varietas padi melalui teknik mutasi radiasi. Pertama, varietas Lampai Sirandah yang merupakan kerja sama dengan Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat (Sumbar),” imbuhnya.
Kedua dan ketiga, lanjut Anhar, adalah varietas padi aromatik Sinar -1, serta Sinar -2.
“Selain itu, masih ada empat varietas yang telah direkomendasikan oleh Kementan dan akan diperoleh sertifikasi pada 2021,” jelasnya.
Baca juga: Selidiki Temuan Radioaktif, Polisi Geledah Rumah di Batan Indah
Varietas tersebut diantaranya, Dayang Muratan1 dan Dayang Muratan 2 yang merupakan mutasi dari varietas padi lokal Kabupaten Musi Rawas Dayang Rindu.
“Lalu, varietas padi Payo yang merupakan kerja sama dengan Kabupaten Kerinci di Sumatera Barat, dan varietas Isora yang merupakan mutasi radiasi silangan padi Koshihikari dan IR-64,” ucap Anhar.
Untuk kedelai, kata dia, BATAN berhasil menciptakan varietas kedelai berumur genjah Sugenta 1 dan 2. Varietas ini sudah direkomendasikan oleh Kementan sebagai varietas unggul yang memiliki sifat genjah.
Anhar berharap, atas beberapa capaian yang telah diraih tersebut, tidak menjadikan BATAN cepat berpuas diri.
Baca juga: Penyegelan Rumah di Batan Indah Dipastikan Berkait Penemuan Sumber Radiasi Nuklir
“Segala capaian seharusnya tidak membuat kami berpuas diri karena memang sesungguhnya masih banyak perbaikan, pengembangan dan peningkatan yang harus kami lakukan,” terangnya.
Oleh karena itu, lanjut Anhar, dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-62, pihaknya akan gaungkan semangat agar terus berkarya dan meningkatkan peran teknologi nuklir untuk kesejahteraan rakyat.
“Semangat kolaborasi antar seluruh personil, seluruh unit kerja harus terus kami pupuk,” harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.