Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kepatuhan Masyarakat Pakai Masker 59,32 Persen, Satgas: Trennya Turun Terus

Kompas.com - 04/12/2020, 09:02 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, tingkat kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan terus menurun di bulan November 2020.

"Sangat disayangkan bahwa trennya terus memperlihatkan penurunan terkait dengan kepatuhan individu dalam memakai masker, serta menjaga jarak, dan menghindari kerumunan," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/12/2020).

Penurunan angka kepatuhan terhadap protokol kesehatan mulai terjadi di masa libur panjang 28 Oktober-1 November 2020.

Tren tersebut terus berlanjut hingga data 27 November menunjukkan bahwa persentase kepatuhan masyarakat dalam memakai masker hanya 59,32 persen.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Solo Capai 1.000 dalam Sebulan, Wali Kota Rudy Sebut Kesadaran Warga Terapkan 3M Kurang

Sementara, kepatuhan dalam menjaga jarak sebesar 43,46 persen.

Adapun lokasi dengan tingkat ketidakpatuhan tertinggi dalam memakai masker yakni di restoran dan kedai sebesar 30,8 persen, di rumah 21 persen, tempat olahraga publik 18,8 persen, di jalan umum 14 persen, dan tempat wisata 13,9 persen.

Berdasarkan tren tersebut, kata Wiku, dapat disimpulkan bahwa libur panjang merupakan pemicu utama terjadinya penurunan kepatuhan protokol kesehatan.

Jika masyarakat semakin lengah, penularan virus diyakini akan terus meningkat.

"Jika terus seperti ini maka sebanyak apapun fasilitas kesehatan yang tersedia tidak akan mampu menampung lonjakan yang terjadi," ujar Wiku.

Baca juga: Masyarakat Diminta Tetap Terapkan 3M ketika Vaksin Sudah Diedarkan

Wiku juga mengungkap, dari di 512 kabupaten/kota, kurang dari 9 kabupaten/kota yang patuh dalam memakai masker.

Hal yang lebih memprihatinkan, kurang dari 4 persen kabupaten/kota yang patuh dalam menjaga jarak.

Mengutip hasil studi yang dilakukan Yilmazkuday tahun 2020, ditemukan bahwa untuk dapat menurunkan angka kasus positif dan kematian, minimal 75 persen populasi patuh menggunakan masker.

Kenyataannya, Indonesia belum mampu mencapai angka ini.

Baca juga: Tak Hanya 3M, Upaya 3T Juga Penting untuk Putus Penularan Covid-19

Merespons hal ini, Wiku meminta masyarakat kembali menerapkan disiplin protokol kesehatan.

Langkah kecil untuk memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak berdampak besar bagi seluruh umat manusia.

Wiku menyebut, seluruh lapisan masyarakat harus mau bekerja sama dan bergotong royong demi meningkatkan penanganan Covid-19 di Tanah Air.

"Masyarakat harus sadar kelalaian ini berdampak sangat fatal, jangan menunggu kasus harian semakin tidak terkendali untuk dapat disiplin terhadap diri sendiri. Target ini tidak akan menjadi sulit jika semua orang sadar betul bahwa kita tidak sedang dalam keadaan yang baik-baik saja," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com