Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PP Muhammadiyah: Konflik atas Nama Agama Harus Kita Cegah

Kompas.com - 16/11/2020, 14:03 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan semua pihak, khususnya pemuka agama Islam, untuk tidak membawa agama ke pusaran konflik.

"Konflik atas nama agama ini harus kita cegah, karena apa? Sekali agama masuk pada arena konflik, itu intensitas konflik itu akan sangat keras," kata Haedar dalam konferensi pers virtual, Senin (16/11/2020).

Ia menegaskan, konflik atas nama agama harus dapat dicegah. Hal itu disebabkan atas kekhawatiran munculnya sakralisasi agama itu sendiri.

Ia pun membandingkan bagaimana dampak yang muncul antara konflik atas dasar agama dengan ekonomi.

"Urusan sepak bola ya paling antara kesebelasan, kalau urusannya soal batas antar tetangga gitu urusannya hanya fisik, atau ekonomi urusannya paling soal keuntungan. Politik juga paling batasnya siapa memperoleh apa yang satu sama lain berbeda, tetapi ketika agama masuk itu dimensi sakralisasinya kuat," jelasnya.

Baca juga: Muhammadiyah Akan Kaji RUU Larangan Minuman Beralkohol

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh kelompok agama, tokoh agama, hingga umat, agar selalu hidup beragama dengan semakin bijaksana.

Caranya, kata dia, dengan meletakkan nilai-nilai rohani dan etika yang bisa menjembatani diri dengan sesama dalam relasi yang inklusif.

Sebaliknya, jika pemeluk agama menempatkan diri secara eksklusif maka dapat memicu terjadinya konflik agama.

"Kalau kita eksklusif dan hanya ingin mementingkan kelompok dan golongannya sendiri, itu nanti yang terjadi konflik atas nama agama, dan sekali konflik atas agama itu muncul itu memudarnya susah," ucapnya.

Secara khusus, ia mengajak tokoh agama Islam agar menghadirkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin dan membawa nilai luhur akhlak mulia.

Baca juga: PP Muhammadiyah: Disiplin Protokol Kesehatan adalah Ikhtiar Hadapi Pandemi

Lanjutnya, apabila para tokoh tersebut belum bisa mengarah ke sana, setidaknya harus pasif dan tidak berbuat hal sebaliknya.

"Maka kita berharap termasuk tentu Muhammadiyah harus memberi teladan bagaimana menghadirkan Islam yang membawa nilai-nilai luhur akhlak mulia dan menebar nilai-nilai rahmat bagi lingkungan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com