Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPU: Sirekap Bukan Tiba-tiba, Sudah Dirancang Lebih dari Setahun

Kompas.com - 12/11/2020, 16:54 WIB
Tsarina Maharani,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua KPU Arief Budiman mengatakan sistem informasi rekapitulasi elektronik (Sirekap) sudah dipersiapkan sejak lebih dari satu tahun lalu. Arief menegaskan, Sirekap tidak muncul tiba-tiba jelang Pilkada 2020.

"Persiapan Sirekap ini bukan tiba-tiba. Jadi sebetulnya ini sudah lebih dari satu tahun kita bahas dan kita rancang," kata Arief dalam rapat bersama Komisi II DPR, Kamis (12/11/2020).

Dia memaparkan, pembuatan Sirekap didasarkan pada pandangan berbagai ahli hukum yang sebelumnya telah diundang KPU.

Baca juga: Penggunaan Sirekap pada Pilkada, Bawaslu Khawatirkan Kendala Listrik dan Internet

Menurut Arief, berdasarkan saran dan masukan yang diterima KPU, Sirekap tidak menabrak peraturan undang-undang.

Arief menyebut, Sirekap dirancang untuk pelaksanaan pemilu nasional, yaitu pemilihan legislatif dan pemilihan presiden, serta pemilihan kepala daerah.

"Ini berdebatnya panjang dan berkali-kali, hingga KPU sampai pada kesimpulan ini dasar hukumnya cukup kemudian kami kerjakan teknis sistemnya. Lalu kami bekerja sama tim dari ITB untuk mengerjakan ini," ujarnya.

Ia pun mengatakan simulasi penggunaan Sirekap sudah beberapa kali digelar KPU baik di tingkat pusat maupun lokal.

Rencananya, pada 21 November 2020, akan diadakan simulasi yang lebih masif di berbagai daerah yang menyelenggarakan pilkada.

"Sampai hari ini kami sudah melakukan simulasi beberapa kali di beberapa daerah. Jadi bukan hanya di tingkat nasional, tapi juga tingkat lokal," tutur Arief.

Arief mengatakan, penggunaan Sirekap menjadi salah satu solusi agar proses rekapitulasi penghitungan suara lebih cepat dan efisien.

Ia menyebut KPU telah banyak belajar dari pengalaman Pilpres dan Pileg 2019. Arief pun yakin Sirekap bakal bekerja sama baiknya dengan Sistem Informasi Perhitungan (Situng) yang digunakan KPU di Pemilu 2019.

Arief menuturkan Situng KPU saat itu mampu mencatat data 99,5 persen untuk Pilpres dan 98,9 persen untuk Pileg dari 34 provinsi.

"Kami mengambil pelajaran berharga saat pelaksanaan Pileg-Pilpres 2019. Karena pekerjaan yang banyak dan waktu yang dibutuhkan panjang, maka Sirekap ini jadi salah satu alternatif jalan keluarnya," katanya.

Baca juga: Terkait Penggunaan Sirekap, Kemendagri Minta KPU Antisipasi Berbagai Kendala

Ia pun menegaskan berbagai kemungkinan persoalan yang muncul di lapangan dalam implementasi Sirekap sudah disiapkan solusinya.

Arief mengatakan proses rekapitulasi penghitungan suara tidak semata mengandalkan Sirekap, tetapi juga secara manual.

"Masukan dan catatan dari para anggota dewan, Bawaslu, dan Kemendagri terkait dengan keterbatasan fasilitas internet di banyak daerah, sistem ini dibangun dengan dua jalur, offline dan online. Jadi sebetulnya sudah kita antisipasi itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com