Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Harap Pesantren Bisa Lindungi Masyarakat dari Radikalisme

Kompas.com - 10/11/2020, 16:15 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap pesantren dapat melindungi masyarakat, khususnya generasi muda, dari ancaman radikalisme.

Hal tersebut disampaikan Ma'ruf dalam seminar daring peringatan Hari Santri Nasional yang digelar Universitas Brawijaya, Selasa (10/11/2020).

Sebab sebagai pusat pendidikan, kata dia, pesantren umumnya telah memberikan bekal kepada para santri tentang pemahaman keagamaan yang moderat.

"Dengan demikian, pesantren menjadi pusat pengembangan paham keagamaan yang moderat dan mampu menangkal serta melindungi masyarakat secara luas dari ancaman radikalisme terutama generasi muda," kata dia.

Baca juga: Wapres Sebut Pesantren Berpotensi Besar Tingkatkan Kualitas SDM

Ma'ruf mengatakan, literasi yang diajarkan di pesantren merupakan kitab-kitab klasik dan modern yang berpandangan moderat.

Oleh karena itu, pesantren pun diharapkan mampu melindungi masyarakat dari ancaman radikalisme tersebut.

Apalagi, kata dia, saat ini masih banyak negara-negara di dunia yang memandang Islam dengan persepsi yang buruk akibat maraknya paham radikalisme.

Kondisi tersebut dinilainya menjadi tantangan bersama umat Islam yang harus dihadapi.

"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, kita memiliki tanggung jawab bersama menyerukan dan menjelaskan ajaran Islam yang sesungguhnya, yaitu ajaran Islam yang rahmatan lil aalamin," kata dia.

"Dalam hal ini pesantren harus mampu mengambil peran yang signifikan," ucap dia.

Melihat sejarahnya, kata dia, pesantren merupakan lembaga yang didirikan masyarakat, lahir secara mandiri dan sudah terbentuk sejak ratusan tahun lalu, bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Baca juga: Wapres Minta Santri dan Pesantren Jadi Contoh Penegakan Protokol Kesehatan

Pesantren juga memiliki jaringan yang luas. Saat ini terdapat lebih dari 28.000 pesantren dengan jumlah santri lebih dari 18 juta.

"Jumlah yang sedemikian besar tentu dapat menjadi agen perubahan baik melalui bidang pendidikan, dakwah, sekaligus pemberdayaan masyarakat," kata Ma'ruf.

"Pesantren sebagai tempat belajar sekaligus tempat pembinaan karakter diharapkan dapat menyampaikan lebih banyak narasi tentang toleransi atau kerukunan, sikap cinta kepada sesama, termasuk nasionalisme, patriotisme dan bela negara," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com