JAKARTA, KOMPAS.com - Penelitis Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai kinerja staf khusus milenial belum terlihat selama setahun usai ditunjuk Presiden Joko Widodo.
Ia mengatakan, bisa jadi dalam beberapa hal mereka telah memberikan saran kepada Presiden Joko Widodo, terutama dalam persoalan kepemudaan. Namun, ia menilai kinerja mereka belum terlihat secara luas.
"Saya pikir citra staf milenial ini dalam beberapa hal berkontribusi pada kinerja Presiden Jokowi. Namun kinerja secara keseluruhan belum terdengar secara luas di mata publik," kata Wasisto kepada Kompas.com, Senin (2/11/2020).
Baca juga: Perjalanan Andi Taufan, Stafsus Milenial yang Tersandung Konflik Kepentingan
Ia menambahkan yang terjadi justru staf khusus milenial presiden memperoleh citra negatif lantaran mereka dituding mencari jatah proyek di tengah pandemi Covid-19.
Saat itu eks staf khusus milenial presiden Andi Taufan Garuda Putra dinilai melibatkan perusahaannya, Amartha, untuk melakukan edukasi tentang Covid-19 di desa-desa.
Kemudian eks staf khusus milenial presiden lainnya yakni Adamas Belva Devara yang dinilai memanfaatkan jabatannya agar perusahaannya, Ruangguru, menjadi mitra pemerintah dala program Kartu Prakerja.
Baca juga: Mundurnya Belva Devara, Momentum Evaluasi Potensi Konflik Kepentingan
Karena itu Wasisto menilai para staf khusus milenial harus bisa membuktikan kinerjanya kepada masyarakat dengan memberikan kontribusi yang nyata.
"Jangan malah justru publik menangkapnya sebagai aji mumpung karena ketika menjabat malah mencari proyek," kata dia.
Presiden Joko Widodo memperkenalkan tujuh orang yang menjadi staf khususnya pada 21 November 2019.
Diketahui, hampir setahun lalu, Jokowi menyebutkan, tujuh staf khusus yang baru ini berasal dari kalangan milenial.
Ia berharap bisa mendapat masukan-masukan segar dari para pembantu barunya ini.
Baca juga: 100 Hari Jokowi-Ma’ruf: Gebrakan Jokowi Gaet Staf Khusus Milenial
Berikut nama-namanya:
1. Putri Indahsari Tanjung - (CEO dan Founder Creativepreneur)
2. Adamas Belva Syah Devara - (Pendiri Ruang Guru)
3. Ayu Kartika Dewi - (Perumus Gerakan Sabang Merauke)
4. Angkie Yudistia - (Pendiri Thisable Enterprise, kader PKPI, difabel tunarungu)
5. Gracia Billy Yosaphat Membrasar - (Pemuda asal Papua, peraih beasiswa kuliah di Oxford)
6. Aminuddin Ma'ruf - (Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII)
7. Andi Taufan Garuda (Pendiri Lembaga Keuangan Amartha)
Dari tujuh nama itu, Andi Taufan dan Adamas Belva kemudian mundur setelah disorot publik karena konflik kepentingan.
Hingga saat ini, Jokowi belum menunjuk nama baru sebagai pengganti.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.