Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Megawati Pertanyakan Sumbangsih Kaum Milenial untuk Negara

Kompas.com - 31/10/2020, 08:52 WIB
Tsarina Maharani,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sumbangsih generasi milenilai untuk negara dipertanyakan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Rabu (28/10/2020).

Menurut Megawati, sumbangsih generasi milenial belum tampak selain aksi demonstrasi besar-besaran menolak UU Cipta Kerja yang berlangsung dalam beberapa waktu terakhir.

"Apa sumbangsih kalian terhadap bangsa dan negara ini? Masa hanya demo saja," kata Megawati.

Baca juga: Megawati Pertanyakan Sumbangsih Milenial, PPP: Ibarat Seorang Ibu yang Ingatkan Kaum Muda

Hal tersebut menuai beragam tanggapan publik. Berikut ini rangkuman tanggapan anggota DPR hingga mahasiswa terhadap pernyataan Megawati.

Mereka yang mengkritik

Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi-Dewan Nasional (LMND-DN) meminta Mega tidak mengerdilkan sikap politik para pemuda yang berdemonstrasi. Ketua LMND-DN, Muhammad Arira Fitra mengatakan, Megawati dan partai yang dipimpinnya semestinya melakukan evaluasi diri.

"Megawati stop mengerdilkan demo yang dilakukan oleh kaum milenial," ujar Arira, Jumat kemarin.

Arira menegaskan, keterlibatan kaum milenial dalam aksi demonstrasi merupakan bentuk respons atas kegagalan pemerintah mengurus negara.

Baca juga: Mahasiswa: Bu Megawati, Stop Mengerdilkan Demo oleh Milenial

"Aksi massa merupakan sikap politik yang ditempuh kaum milenial sebagai respons dari ketidaksehatan rezim dalam mengurus negara," ucapnya.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira.

Menurut Anggawira, banyak generasi milenial yang sudah berkontribusi untuk negara. Misalnya Hipmi yang terus berkontribusi untuk mencetak para pengusaha yang dapat memajukan perekonomian bangsa.

"Hipmi terus fokus mencetak para entrepreneur yang siap berkompetisi. Di era saat ini kan tidak mungkin kita bersaing kalau tidak ada SDM yang siap berkompetisi ke sana," kata Anggawira, Jumat.

Ada pula kritik dari Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. Dia mengatakan, justru generasi milenial banyak menciptakan karya dan berprestasi di berbagai bidang.

Menurutnya, jika beberapa waktu lalu ada aksi demo yang berujung pada perusakan sejumlah fasilitas umum, itu tidak dapat dipandang secara umum akibat ulah generasi milenial.

"Milenial banyak karyanya. Pelaku start up, pelajar dan mahasiswa berprestasi hingga milenial yang ikut demo tertib. Karena cinta negeri adalah barisan milenial penuh prestasi," ujar Mardani, dilansir Tribun News, Kamis lalu.

Salah satu anggota DPR termuda periode ini, Hillary Brigitta Lasut menyebutkan, banyak kontribusi positif yang sudah diberikan anak muda untuk Indonesia. Menurut Hillary, hal itu dilihat dari sudut pandang yang lebih luas.

"Kalau kita bicara kontribusi jangan hanya karena satu hal kemarin karena ada demonstrasi kemarin dan kemudian ada terjadi tindakan anarkis kita melihat hanya dari sisi itu saja," kata Hillary, Jumat.

Dia mengatakan sangat tidak adil jika kaum milenial kemudian mendapatkan label hanya sebagai "tukang demo" karena aksi penolakan UU Cipta Kerja hari-hari ini.

Politikus Partai Nasdem itu mengemukakan, kontribusi anak-anak muda bisa diwjudukan dalam berbagai hal yang tidak bisa disamaratakan.

"Dan tidak adil kalau seandainya milenial distereotipkan dengan hanya bisa demo saja," kata Hillary.

Tanggapan PDI-P 

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menjelaskan maksud dari pernyataan Megawati.

Menurut Hasto, Megawati menginginkan generasi muda menjadi penentu masa depan bangsa.

"Ibu Mega berpesan bahwa pemuda penentu masa depan bangsa, harus dilihat kekinian, bagaimana para pemuda-pemudi Indonesia menggembleng diri dan kesemuanya digerakkan oleh semangat untuk membawa kemajuan bagi Indonesia Raya," kata Hasto dalam keterangan pers, kemarin.

Hasto menembahkan, PDI-P juga memiliki semangat untuk menggembleng anak-anak muda menjadi kader bangsa yang tangguh.

Untuk itu, dia mengatakan, PDI-P senantiasa mengajarkan pada setiap kader mudanya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, bangga dengan jati diri bangsa, serta memiliki visi terhadap arah masa depan.

Baca juga: Sekjen PDI-P Jelaskan Maksud Megawati soal Sumbangsih Milenial

Sekjen PPP Arsul Sani sepakat dengan Hasto. Ia mengatakan, pernyataan Megawati itu ibarat nasihat seorang ibu agar kaum milenial makin semangat menunjukkan kontribusi positif bagi bangsa.

Arsul berpendapat, Megawati tak bermaksud mengecilkan peran para pemuda.

"Ibarat seorang ibu, PPP lebih melihat bahwa (Megawati) sedang men-challenge kaum milenial agar menunjukkan kontribusi positifnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Arsul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com