Hingga kini, Dhito masih melanjutkan kegiatan kampanyenya. Ia mengunjungi para pedagang di pasar, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), serta sejumlah desa lain untuk bertemu warga.
Sebagai calon tunggal, Dhito-Dewi dihadapkan dengan semakin bertambahnya jumlah Posko Bumbung Kosong.
Khoirul Anam, tokoh Aliansi Penegak Demokrasi Kediri Djayanti (APDKD) selaku salah satu penggerak mengungkapkan, Posko Bumbung Kosong bermunculan karena calon tunggal dirasa tidak sehat untuk proses demokrasi.
Baca juga: Pramono Anung: PDI-P Minta Anak Saya Maju Pilkada Kediri
Menurut Khoirul, berdirinya Posko Bumbung Kosong adalah konstitusional dan dilindungi ketentuan peraturan KPU.
"Saat ini sudah lebih dari 50 persen desa-desa telah berdiri Posko Bumbung Kosong. Paling banyak tersebar di daerah selatan Kabupaten Kediri," ungkap Khoirul Anam dikutip dari TribunJatim.com, 6 September 2020.
Bahkan, diberitakan oleh Surya.co.id, ada pula yang telah menggelar deklarasi Koalisi Pemenangan Bumbung Kosong di Desa Maesan, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Menanggapi fenomena tersebut, Dhito mengaku siap merangkul pihak-pihak yang ingin bergabung meski merupakan mantan pendukung kotak kosong.
"Maka saya pribadi, siapa pun yang ingin bergabung, meski orang itu sebelumnya pendukung bumbung kosong, saya pasti akan rangkul. Siapa pun orangnya, karena siapa pun yang ada di Kabupaten Kediri pasti saya rangkul untuk bersama-sama membangun Kabupaten Kediri," kata Dhito, 6 Oktober 2020.
Menurutnya, masyarakat mau tidak mau harus memilih dengan bijaksana sebab peserta yang ada dalam Pilkada Kediri adalah calon tunggal.
Kegiatan kampanye ini akan berlangsung hingga 5 Desember 2020. Sementara, pemungutan suara akan digelar secara serentak pada 9 Desember 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.