Pasangan itu memborong rekomendasi delapan parpol lain yakni, PKB (9 kursi), Golkar (6 kursi), Gerindra (5 kursi), PAN (5 kursi), Nasdem (4 kursi), Demokrat (3 kursi), PPP (2 kursi), dan PKS (1 kursi).
Dhito-Dewi kemudian ditetapkan sebagai pasangan calon untuk Pilkada Kediri 2020.
Surat keputusan penetapan paslon diserahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 23 September 2020.
Dhito-Dewi merupakan calon tunggal pada Pilkada Kediri. Artinya, mereka akan melawan kosong.
Baca juga: Pilkada Kota Makassar, Menilik Peluang Adik Menteri Pertanian
Dhito pun mengakui ada kesulitan tersendiri dalam kontestasi pilkada melawan kotak kosong.
"Melawan kotak kosong ini lebih sulit dibanding melawan paslon secara nyata. Sebab, bumbung kosong ini pergerakannya tidak bisa dimonitor secara pasti oleh timnya," kata Dhito di Kediri seperti dikutip dari Surya.co.id, 23 September 2020.
Kampanye
Meski mendapat privilese dari PDI-P, Dhito mengaku akan tetap mengandalkan program dalam kontestasi.
Salah satunya adalah mengembangkan desa wisata. Ia bahkan mengaku sudah blusukan selama delapan bulan.
"Saya selama 8 bulan non stop turun ke bawah, melihat potensi wisata di desa-desa. Mayoritas sumber air. Tetapi yang saya lihat, desa ini masih mandiri, perlu ada pengelolaan khusus dan perlu master plan," ungkap Dhito di Kediri seperti dikutip dari Surya.co.id, 3 Oktober 2020.
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, 26 Juli 2020, Dhito mengungkapkan memiliki tiga program utama.
Selain desa wisata, ia akan membangun membangun Desa Inovasi Teknologi.
Baca juga: Anak Pramono Anung Tak Ambil Pusing Dituding Dinasti Politik di Pilkada Kediri 2020
Hal itu akan dimulai dengan memasang jaringan internet nirkabel dan menara BTS di salah satu desa di Kabupaten Kediri.
Program lainnya adalah pengembangan pertanian yang bernama desa inovasi tani organik.
Program tersebut bertujuan mengedukasi petani membuat pupuk organik untuk digunakan saat bercocok tanam di lahannya.