Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

92 Tahun Lalu, Saat Lagu Indonesia Raya Kali Pertama Dilantunkan

Kompas.com - 28/10/2020, 20:23 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, tepat 92 tahun silam lagu "Indonesia Raya" dilantunkan lewat gesekan biola WR Soepratman saat Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928.

Disadur dari harian Kompas edisi 2 November 2018, Soepratman terinspirasi oleh pidato tentang persatuan dari sejumlah tokoh dalam Kongres Pemuda I 1926, lantas menggerakkannya untuk membuat lagu kebangsaan.

Adapun. Oerip Kasansengari dalam buku Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan WR Soepratman Penciptanya (1967) menyatakan, keinginan Soepratman menciptakan lagu kebangsaan hadir ketika ia membaca majalah Timbul terbitan Solo, Jawa Tengah, tahun 1926.

Majalah tersebut membahas tentang kemungkinan orang Indonesia yang bisa menciptakan lagu kebangsaan bagi bangsanya sendiri untuk menggelorakan semangat rakyat.

Baca juga: Megawati Marahi Kader PDI-P yang Duduk Saat Nanyikan Lagu Indonesia Raya

WR Soepratman tertantang untuk menciptakan lagu tersebut. Ia lalu berhasil menciptakan lagu "Indonesia Raya".

Maka, pada saat persiapan Kongres Pemuda II, ia meminta izin kepada sahabatnya, Soegondo Joyopoespito, yang juga ketua panitia kongres, untuk memperdengarkan lagu tersebut.

Sebelum tampil di acara itu, WR Soepratman terlebih dulu memperdengarlan lagu tersebut beserta liriknya di hadapan para pandu (pramuka) di Jakarta.

Dalam Kongres Pemuda II, penampilan "Indonesia Raya" dilakukan tepat sebelum Soegondo mengumumkan tiga keputusan agung hasil kongres itu.

Sontak Soepratman memperoleh tepuk tangan setelah memperdengarkan lagu tersebut di hadapan kongres.

Baca juga: Kisah Pencipta Lagu Indonesia Raya, Seorang Wartawan yang Tak Rasakan Kemerdekaan

Selanjutnya, lagu "Indonesia Raya" disebarluaskan oleh para pemimpin pergerakan dan pemuda kepanduan. Mereka menganjurkan lagu itu didengarkan dan dinyanyikan dalam setiap kesempatan.

Adapun, sejak sebelum proklamasi kemerdekaam RI, Presiden Sukarno yang memulai tradisi mewajibkan hadirin berdiri saat lagu "Indonesia Raya" dikumandangkan di setiap kesempatan.

Kala itu, sebagai Pemimpin Umum Partai Nasional Indonesia, Soekarno mengundang Soepratman untuk memperdengarkan lagu itu di pembukaan Kongres Ke-2 PNI di Jakarta, 1929.

Sebelum lagu dimulai, Soekarno berujar, "Semua hadirin diminta berdiri untuk menghormati lagu kebangsaan 'Indonesia Raya'."

Kurang dari setahun pasca-Kongres Pemuda II, lagu "Indonesia Raya" disepakati oleh para tokoh pergerakan nasional sebagai lagu resmi kebangsaan.

Baca juga: Tak Pakai Masker, Puluhan Warga Disanksi Jalan Kaki Semprot Disinfektan dan Menyanyi Lagu Kebangsaan

Namun tak berselang lama, pemerintah Hindia Belanda segera melarang lagu tersebut diperdengarkan.

Soepratman pun jadi sosok yang dicari. Hingga akhir hayatnya pada 17 Agustus 1938, Soepratman tidak pernah lagi memainkan dan memperdengarkan "Indonesia Raya" di muka umum.

Saat ini lagu "Indonesia Raya" yang kerap diperdengarkan di berbagai kesempatan merupakan versi dari hasil rekam ulang pada tahun 1997. Inisiator perekaman ini adalah pemimpin Twilite Orchestra, Addie MS.

Perekaman ulang lagu "Indonesia Raya" berawal dari keresahan Addie.

Baca juga: Bagaimana Uang Rp 75.000 Bisa Nyanyi Indonesia Raya Saat Di-scan Melalui Aplikasi?

Ia menceritakan, saat pertama kali mendirikan Twilite Orchestra pada 1991, ia merasa resah karena setiap kali mendengar "Indonesia Raya", kualitas lagu kebangsaan itu tidak jernih.

Sebabnya, kondisi rekaman sudah berumur 40 tahun dan masih menggunakan teknologi analog sehingga setiap kali digandakan, level noise semakin bertambah dan mengurangi kualitas suara.

Addie yang dibantu pengusaha Youk Tanzil merekam ulang lagu Indonesia Raya bersama Victorian Philharmonic di Melbourne, Australia, dengan format digital. Rekaman dilakukan bersama 60 musisi Australia.

Hasil rekam ulang digital yang dilakukan Addie itulah yang kini diperdengarkan di berbagai kesempatan, di dalam dan di luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com