JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengingatkan Presiden Joko Widodo agar tidak sembarangan memilih orang untuk mengisi kursi menteri apabila nanti melakukan perombakan kabinet.
Siti mengatakan, jabatan menteri merupakan posisi strategis yang tidak boleh jadi ajang percobaan.
"Letakkan orang-orang yang betul-betul tepat dan akurat di kementerian atau lembaga," kata Siti dalam konferensi pers daring rilis survei Indonesia Political Opinion (IPO), Rabu (28/10/2020).
Berdasarkan survei IPO, mayoritas publik ingin Presiden Jokowi segera merombak kabinet.
Baca juga: Setahun Usia Pemerintahan, Jokowi Disarankan Reshuffle Kabinet
Saat ditanya tentang wacana reshuffle, sebanyak 60 persen responden setuju dan hanya 22 persen yang menyatakan tidak setuju.
Siti mengatakan, Presiden Jokowi harus lebih berhati-hati kali ini apabila akan mengganti orang di pos-pos kementerian.
Menurutnya, sejak awal ia sudah mengingatkan agar Presiden Jokowi tidak sekadar memilih menteri hanya karena untuk memenuhi kuota adanya sosok milenial di kabinet.
"Ini adalah memimpin negara. Kalau memimpin negara berbeda dengan memimpin perusahaan yang hanya kecil," tutur dia.
Baca juga: Mensesneg Tepis Isu Jokowi Reshuffle Kabinet Besar-besaran
Menurutnya, persoalan di kementerian sangat kompleks. Mereka harus merupakan orang-orang yang mampu mengelola birokrasi dan bersinergi dengan lembaga lainnya.
Siti pun mencontohkan soal Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Nadiem berturut-turut ada di posisi lima besar sebagai menteri yang paling didesak untuk diganti versi survei IPO.
Siti mengatakan, pencapaian Nadiem di bidang teknologi informasi sebagai pendiri Gojek tidak serta merta menjadikannya tepat menjabat sebagai Mendikbud.
"Bidang pendidikan ini sentral banget. Menyangkut peradaban. Jadi bukan sekali saya katakan ini. Saya sudah mengatakan ini jauh-jauh hari, tolong hati-hati," lanjut dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.