JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto mengatakan, vaksin Covid-19 yang sedang dalam proses uji klinis dipastikan tidak untuk anak dan lansia.
Vaksin tersebut juga dikhususkan untuk orang tanpa penyakit bawaan.
"Saat ini vaksin yang mulai ada adalah vaksin yang sama seperti yang dilakukan uji klinis di Indonesia juga masih dalam range usia 18-59 tahun dan itu diupayakan dengan minimal komorbid," kata Terawan dalam diskusi 'HUT 56 Partai Golkar'secara virtual, Selasa (20/10/2020).
Kendati demikian, Terawan mengatakan bahwa proses pengujian vaksin Covid-19 akan terus dilakukan untuk semua kelompok masyarakat.
Baca juga: Pemerintah Tetapkan 6 Kelompok Prioritas Vaksin Covid-19, Bagaimana dengan Bayi?
Oleh karenanya, ia meyakini tidak menutup kemungkinan vaksin untuk usia di luar 18-59 tahun dapat ditemukan.
"Nanti dengan perkembangan vaksin kan ini terus berkembang. Mungkin nanti juga akan ditemukan juga vaksin bisa diberikan atau mengakomodir untuk anak-anak maupun lansia," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah telah mendapatkan kepastian ketersediaan vaksin Covid-19 untuk 9,1 juta penduduk Indonesia.
Baca juga: Ahli Jelaskan Kenapa Indonesia Terburu-buru Beli Vaksin Corona
Yuri mengungkapkan, vaksin yang dimaksud berasal dari sejumlah produsen luar negeri. Vaksin tersebut telah lolos uji klinis fase ketiga.
"Kami bersama Kementerian BUMN, Kemenkomarves, BPOM, Kemenag, MUI dan Bio Farma bertemu produsen-produsen vaksin yang sudah selesaikan uji klinis tahap ketiga," katanya dalam konferensi pers daring pada Senin (19/10/2020)..
"Kalau ditotal pada November dan Desember mendatang, kita sudah mendapatkan kepastian ketersediaan (vaksin) untuk digunakan vaksinasi bagi 9,1 juta orang," kata dia.
Baca juga: Vaksin Tersedia November, Berapa Kebutuhan Vaksin Corona di Indonesia?
Namun, dia menggarisbawahi bahwa ketersediaan vaksin yang dimaksud masih akan sangat tergantung emergency use authorization (EUA) yang bisa dikeluarlan BPOM dan rekomendasi kehalalan dari Kemenag dan MUI.
Saat ini, data sharing dari vaksin-vaksin yang dimaksud sedang diproses oleh pemerintah.
Diperkirakan, proses administrasi itu akan selesai akhir Oktober.
"Setidaknya, pekan pertama November kita sudah mendapatkan kepastian tentang keamanan vaksin," ujar Yuri.
Dia menyebut, keamanan yang dimaksud yakni aman dalam aspek manfaat dan akibat yang akan ditegaskan oleh BPOM.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.