Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri Literasi Ruang Digital untuk Masyarakat, Kemenkominfo Kolaborasi dengan 108 Organisasi

Kompas.com - 19/10/2020, 14:02 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan 108 organisasi dalam rangka memberikan literasi ruang digital kepada masyarakat.

Direktur Jenderal Aplikasi Infformatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, kolaborasi tersebut dilakukan pemerintah dengan berbagai pihak.

"Saat ini kami sudah berkolaborasi dengan 108 organisasi baik pemerintahan, organisasi masyarakat, perguruan tinggi, dan swasta," ujar Semuel dalam konferensi pers bertajuk Strategi Kominfo Menangkal Hoaks Covid-19 secara daring, Senin (19/10/2020).

Baca juga: Ganjar: Literasi Digital Rendah, Anda Jadi Mangsa Lezat Ditelan Hoaks

Ia mengatakan, pihak-pihak tersebut diajak karena dinilai memiliki tanggung jawab agar masyarakat tidak mudah termakan hoaks.

Dengan demikian, ia pun berharap kolaborasi itu dapat menciptakan gerakan yang meluas sehingga banyak orang yang mengetahui.

"Karena yang namanya literasi bukan saja tanggung jawab pemerintah, tapi kita semua," kata dia.

Apalagi, kata dia, saat ini sudah memasuki era digital yang berdampak pada mudahnya mengakses informasi.

Namun di balik itu, tidak semua masyarakat memahami tentang ruang digital tersebut.

"Itulah gerakan untuk membantu memperkenalkan ruang digital kepada masyarakat dan memperkenalkan kesadaran dan pengetahuan baru tentang digital," kata dia.

Sebab, kata dia, peranan masyarakat sangat penting dalam menghadapi hoaks agar mereka tak terjerumus dengan informasi salah.

Mereka perlu memahami informasi yang dibaca, mulai dari judul yang terkadang provokatif hingga memeriksa fakta.

"Masyarakat juga perlu tahu, di era digital karena kita bisa akses informasi dari mana saja maka perlu melakukan klarifikasi, periksa faktanya," kata dia.

Apalagi pada masa pandemi Covid-19 ini, banyak masyarakat yang mudah termakan isu yang belum pasti bahkan salah.

Di Indonesia, bahaya yang muncul selama pandemi Covid-19, kata dia, selain hoaks adalah stigma yang salah dibangun.

"Contoh infodemi, timbulnya pemahaman masyarakat yang tidak lengkap tentang situasi prosedur medis yang tidak tepat terkait Covid-19," kata dia.

Baca juga: KPAI Usulkan Literasi Digital Masuk ke Kurikulum Sekolah

"Stigmatisasi terhadap rumah sakit dan tenaga medis dan proses-proses yang sudah dilakukan, ini yang jadi berbahaya bagi masyarakat kalau mereka membuat stigmatis," kata dia.

Dari data statistik, kata dia, saat ini terdapat 2.020 hoaks yang beredar di media sosial dengan kategori sebanyakn 1.197.

Dari jumlah 2.020 tersebut, terdapat 1.759 hoaks yang di-takedown atau diturunkan dari platform.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com