Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun, Daerah yang Minim Air Mengalir Harus Diperhatikan

Kompas.com - 15/10/2020, 14:50 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Daerah-daerah di Indonesia yang tidak memiliki air mengalir harus menjadi perhatian, utamanya dalam menggalakkan gerakan cuci tangan pakai sabun (CTPS).

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto di acara kampanye nasional dan hari cuci tangan pakai sabun sedunia, secara daring, Kamis (14/10/2020).

"CTPS harus didengungkan terus, di antaranya pada daerah-daerah yang tidak ada air mengalir, air menggenang saja tidak ada," kata Agus.

Agus mencontohkan kondisi di Kabupaten Sumba Barat Daya yang hanya mengalami hujan 2-3 bulan dalam setahun dan hanya 30 persen masyarakatnya yang mendapat akses air bersih.

Baca juga: Cegah Covid-19 di Tempat Wisata, Kemenparekraf Sosialisasikan Cuci Tangan Pakai Sabun

Ia mengatakan, masyarakat di sana kesulitan mencari air sehingga mereka harus mencari sumber air ke lokasi yang jauh seperti ke gua atau lainnya.

Hal itu pun menjadi tantangan pemerintah untuk hadir memberikan solusi bagi masyarakat.

"Ini tantangan. Kita wajib hadir di sana. Siapa yang punya sumber daya selain pemerintah? Swasta, BUMN, dan universitas-universitas," kata dia.

Dari data yang dimiliki, kata Agus, di Kecamatan Kodi Kabupaten Sumba Barat Daya, masih ada sebanyak 5.219 keluarga tanpa tempat CTP hingga mandi cuci kakus (MCK).

Baca juga: Ajari Anak Cuci Tangan Jangan Cuma Sebelum Makan

Kemudian di Kecamatan Kodi Utara ada sebanyak 3.944 keluarga yang tidak mempunyainya sehingga masih banyak yang buang air besar (BAB) sembarangan dan mengakibatkan terjadinya diare.

"Ini perlu kita hadir. Pembangunan dari Kementerian PUPR untuk perhatikan. Di kota tak seberapa, tapi daerah-daerah yang kering turut menjadi perhatian bersama masih banyak di daerah," kata dia.

Lebih jauh Agus mengatakan, secara umum di masa pandemi Covid-19 ini, kesadaran masyarakat tentang CTPS sudah meningkat tajam.

Pasalnya, kata dia, tangan merupakan media yang sangat terampil membawa banyak kuman dan virus dari mana-mana sehingga perilaku CTPS pun harus lebih ditingkatkan lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com