Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Minta Polisi Hentikan Tembakan Gas Air Mata ke Arah Demonstran Penolakan UU Cipta Kerja

Kompas.com - 08/10/2020, 21:23 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Fatia Maulidiyanti meminta, aparat kepolisian berhenti menembakan gas air mata kepada massa dalam aksi penolakan UU Cipta Kerja di DKI Jakarta.

Fatia meminta, kepolisian untuk membiarkan mahasiswa yang ikut dalam aksi unjuk rasa tersebut pulang ke rumah masing-masing tanpa dibubarkan dengan menembakkan gas air mata.

"Kami meminta sweeping dan juga penembakan gas air mata yang masih berlangsung hingga detik ini (dihentikan), agar tidak terjadi kericuhan lebih lanjut dan membiarkan mahasiswa ini segera pulang," kata Fatia dalam Konferensi Pers Koalisi Masyarakat Sipil secara virtual, Kamis (8/10/2020).

Baca juga: Cerita Seorang Mahasiswi Tenangkan Amuk Massa Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja di Harmoni

Fatia menuturkan, aksi unjuk rasa yang dilakukan di beberapa titik di DKI Jakarta awalnya berjalan damai.

Namun, aparat kepolisian memukul mundur massa aksi dengan gas air mata sehingga kerusuhan pun terjadi.

"Ketika itu massa sedang tidak melakukan (aksi) masih diam karena masih menunggu rombongan lainnya, tiba-tiba polisi melakukan gas air mata di Harmoni dan daerah patung kuda, di Medan Merdeka selatan. Dan setelah itu massa memuncak dan terjadi bentrokan," ujarnya.

Fatia mengatakan, kerusuhan yang terjadi memaksa massa aksi untuk masuk ke jalan-jalan kecil di Jakarta sehingga menyulitkan mobilitas.

Fatia juga mengatakan, logistik seperti oksigen, air putih dan obat-obatan sangat dibutuhkan saat ini karena banyak massa aksi terkena gas air mata.

Baca juga: Unjuk Rasa di Balai Kota Tangsel, Mahasiswa Desak Pemkot Tak Jalankan UU Cipta Kerja

"Obat-obatan P3K, makanan dan juga air putih karena banyak sekali massa aksi tergeletak di jalan dan itu mereka belum dapat logistik air yang paling utama," ucapnya.

Lebih lanjut, Fatia berpesan agar mahasiswa untuk berhati-hati karena aparat kepolisian sudah mulai melakukan sweeping.

"Berhati-hati, karena sudah banyak mahasiswa ditangkap di jalan karena polisi melakukan sweeping," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com