"Harga swab berkisar antara Rp 439.000-Rp 797.000 masih dikaji terus oleh pemerintah, karena kita ingin memastikan bahwa harga swab tersebut betul-betul dapat terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan," kata Wiku.
Baca juga: Sering Dikeluhkan, Ini Alasan Mengapa Tes Swab Mahal
Kendati demikian, pemerintah harus menyesuaikannya dengan penyelenggara tes yang merupakan pihak swasta.
Wiku mengatakan bahwa masing-masing penyelenggara tes usap memiliki peralatan dan perlengkapan berbeda sehingga memunculkan harga yang variatif.
Namun, pemerintah berupaya mencari jalan tengah sehingga ketentuan biaya tes usap tak memberatkan masyarakat sekaligus tak merugikan penyedia jasa tes.
"Bahwa penyelenggara tes tersebut juga bervariasi dan memang sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan dan tentunya pasti mengambil untung harus dilakukan," kata Wiku.
"Tapi dalam jumlah yang terbatas karena ini adalah masalah pandemi, sehingga toleransi secara keseluruhan nanti akan kami umumkan kepada publik setelah semua kajian tersebut selesai," ucap dia.
Tak tanggung biaya rumah sakit non-rujukan
Di sisi lain, dalam penanganan Covid-19, pemerintah sejauh ini belum bisa menanggung biaya perawatan pasien di rumah sakit swasta non-rujukan.
Pemerintah hingga kini baru menanggung seluruh biaya pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan.
"Jadi tentunya pasien yang dirawat di RS swasta, kalau bukan bagian dari RS rujukan, tentunya belum bisa ditanggung," kata Wiku.
Baca juga: Satgas: Biaya Pasien Covid-19 di RS Non-Rujukan Tak Ditanggung Pemerintah
Karena itu, Wiku menyarankan pasien yang ingin bebas dari biaya untuk memilih RS rujukan pemerintah.
Wiku mengatakan, pemerintah akan menyediakan ambulans khusus sebagai akomodasi pasien menuju rumah sakit dan puskesmas.
Selain untuk memudahkan pasien, hal ini juga untuk mencegah penularan virus corona semakin meluas.
"Jadi silakan menghubungi RS terdekat agar bisa dilakukan penjemputan dan dirawat dengan baik, tanpa memberikan risiko kepada pihak lain dengan kendaraan yang mungkin tidak didesain untuk membawa pasien dengan gejala Covid-19," kata Wiku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.