Rapid test antigen merupakan bentuk tes cepat yang memanfaatkan sampel usap untuk mendeteksi ada tidaknya antigen virus corona dalam tubuh.
Berbeda dengan rapid test antibodi yang selama ini jamak dipakai di Indonesia, rapid test antigen dianggap lebih akurat karena mendeteksi langsung bagian dari virus Covid-19.
Sementara itu, rapid test antibodi selama ini hanya mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam darah.
Hasil dari rapid test antigen juga keluar cukup cepat, yakni hanya sekitar 15 menit setelah tes pada sampel usap.
"Ini agar kita bisa mendeteksi dengan lebih cepat dari kasus atau masyarakat yang menderita Covid-19," ucap Wiku.
Menurut Wiku, WHO telah menyediakan 120 juta alat tes cepat berbasis antigen ini untuk 133 negara di dunia.
Negara yang jadi prioritas adalah negara-negara middle income country dan negara -negara dengan jumlah kasus besar.
Baca juga: AS Targetkan 100 Juta Tes Covid-19 Antigen yang Murah dan Cepat
Namun, apabila tidak mendapat bantuan, Wiku memastikan bahwa pemerintah akan tetap mengupayakan rapid test antigen bisa masuk ke Indonesia.
Pemerintah sudah mengantongi rekomendasi dari WHO terkait daftar alat tes cepat antigen yang memiliki kualitas baik.
"Sedang kami review untuk selanjutnya mungkin akan digunakan dan tentu akurasinya yang lebih tinggi karena ini pendeteksi antigen," kata dia.
Meski begitu, Wiku menegaskan, rapid test antigen ini nantinya tetap hanya akan digunakan untuk sebatas screening awal.
Tes ini bukan untuk mendiagnosis dan menentukan seseorang terpapar Covid-19 atau tidak.
"Dalam rangka proses skrining sebelum selanjutnya dilakukan tes untuk penegakan diagnosa dengan real time PCR," kata Wiku.
Biaya swab test tak beratkan masyarakat
Dalam upaya penanganan Covid-19, pemerintah memastikan biaya tes usap (swab test) nantinya tidak akan memberatkan masyarakat yang hendak melakukannya secara mandiri.